15

862 149 45
                                    

"Tapi gue gak punya helm."

Jungwon membaca kalimat yang ditulis oleh Jean di buku note itu kemudian mengulum bibirnya sebentar ke dalam sebelum akhirnya berbicara.

"Gapapa udah. Kantor polisi deket," kata Jungwon kemudian mengkode Jean untuk naik ke jok belakang motornya dengan dagunya.

Jean awalnya ragu, namun akhirnya gadis itu langsung naik ke motor Jungwon. Jean memegang pundak Jungwon dengan bibir bawah yang ia gigit. Ia sedikit takut.

Sekarang mereka berada di parkiran rumah sakit, tempat Jungwon memarkir motornya. Keduanya akan pergi ke kantor polisi untuk memberikan bukti tentang Heeseung, Sunghoon maupun Sunoo.

Bukti itu ada di buku note milik Jean. Mereka akan memberikan itu kepada pihak kepolisian.

Jean, sudah menceritakan kejadian yang menimpa Heeseung, tentang Sunghoon yang datang untuk menanyakan siapa pelakunya, semua itu sudah ia ceritakan lewat bukunya.

Gadis itu membutuhkan waktu yang lama untuk berpikir. Berpikir apakah ia harus melaporkan ini kepada pihak kepolisian atau tidak. Gadis itu terlalu takut. Jean perlu berpikir beberapa jam, dari siang sampai malam untuk memantapkan pilihannya. Dan sekarang sudah pukul sepuluh malam.

Ia hanya takut jika sang pelaku akan mengakhiri nyawa Kakaknya.

"Pegangan," titah Jungwon menyuruh Jean untuk berpegangan.

Jean mengangguk paham dan makin mengeratkan pegangannya pada pundak Jungwon. Namun hal itu membuat Jungwon menghela nafas kesal.

"Bukan disitu. Pegang disini."

Jungwon langsung menarik tangan Jean yang tadinya memegangi pundaknya, kini tangannya beralih melingkar di perut rata nan keras milik Jungwon.

Jean yang mendapat perlakuan itupun terdiam. Kedua matanya membulat namun tak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Detak jantungnya berdetak begitu hebat di dalam sana. Pipinya memerah dan panas, begitupun juga dengan seluruh tubuhnya.

Gadis itu benar-benar terkejut.

"Pegangan yang erat, gue mau ngegas—NGENGG!" ucap Jungwon bersamaan saat motornya melaju kencang keluar dari pekarangan rumah sakit.

Jean spontan menutup matanya ketika Jungwon melajukan motornya. Jungwon benar-benar melaju dengan sangat kencang. Ditambah motor besar Jungwon membuat gadis itu nyaris terjengkang dari motor.

"Kan udah gue bilang, pegangan yang erat," kata Jungwon dengan nada yang sedikit ia tinggikan dikarenakan angin yang seakan-akan menutupi gendang telinga mereka.

Jean hanya memeluk Jungwon dengan sangat erat dan menutup matanya rapat-rapat. Rambutnya yang ia gerai begitu saja terus beterbangan. Wajahnya menempel rapat di punggung lebar milik Jungwon membuat detak jantung keduanya berdetak sangat cepat.

Jungwon melirik sekilas ke arah spion, melirik Jean yang tampak ketakutan kemudian pemuda itu tersenyum tipis.

Namun, matanya kembali melirik ke arah spion saat mendapati sesuatu yang janggal. Beberapa kali matanya terus ia tolehkan ke arah spionnya untuk memastikan apakah memang motor hitam dibelakangnya mengikuti mereka.

Dan detik kemudian, Jungwon berdecak. Makin menarik gas untuk melaju membuat Jean makin mengeratkan pegangannya pada pinggang Jungwon.

"Sial!" umpat Jungwon yang masih setia melirik kaca spionnya.

Motor hitam dengan pengendara berbaju serba hitam itu mengikuti mereka.

Saat perempatan, untuk menuju kantor polisi harus berjalan lurus, namun Jungwon malah berbelok ke sebelah kiri dan benar saja, pengendara itu juga ikut berbelok ke arah kiri.

Room Hate | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang