06

878 155 14
                                    

"Lo kemarin seharian cuman jenguk Jean doang?" tanya Jungwon dan Jay bersamaan ketika Sunghoon mengatakan sedetik lalu bahwa ia kemarin pergi menjenguk Jean.

Mendengar pertanyaan dengan nada terkejut itu, Sunghoon hanya menganggukkan kepalanya pelan.

"Dih? Seharian? Ngapain aja?" tanya Sunoo dengan raut wajah yang mendelik.

Sunghoon menatap Sunoo sejenak sebelum beralih kembali pada buku catatannya. "Jenguk doang."

"Jenguk apa jenguk," celetuk Jake. Laki-laki yang tampak bodo amat itu menceletuk, mencoba menggoda Sunghoon.

Sunghoon menghela nafas pasrah dengan bola mata yang ia rotasikan kesembarang arah. Sebenarnya kemarin ia bukan hanya menjenguk Jean, tapi ada satu hal yang harus ia pastikan.

"Cari kesempatan tuh!" Kini Ni-ki bersuara dan tak lama kemudian cengiran tengil itu berubah menjadi wajah sinis ketika pandangannya beradu dengan manik mata milik Sunoo. "Lo tau gak, dari kemarin ni orang nuduh gue!"

Ni-ki mulai membahas kejadian kemarin yang membuatnya berdebat dengan Sunoo.

"Dih! Gue gak ada nuduh ya! Gue cuman bilang biasanya yang marah itu bener!" jawab Sunoo tak mau kalah. Karena memang Sunoo tidak berniat untuk menuduh Ni-ki, tapi pemuda itu malah tersinggung. Jadi ia harus bagaimana?

"Tapi lo ngeliatnya ke gue doang, ya! Siapa yang gak kesinggung coba!" kata Ni-ki lagi kali ini matanya membulat layaknya orang menyolot.

"Ya kan lo ngomong! Masa gue ngomong sama lo ngeliatnya ke Jay! Kan autis jadinya!" Sunoo terus membela dirinya yang menurutnya tak salah. "Bego banget Ya Tuhan! Ya suka-suka gue juga lah mau liat kemana! Gue punya mata!"

Perdebatan itu kembali berlanjut membuat Jungwon, Jay, Jake dan Sunghoon menggelengkan kepala pasrah. Dua orang ini memang sering berdebat tapi selalu bersama-sama. Aneh memang.

"Emang nuduh apa?" tanya Sunghoon dengan nada suara datar. Khas seorang Park Sunghoon.

Seketika dua orang yang berdebat itu menoleh ke arah Sunghoon. Dan suara keduanya makin ricuh karena tak ada yang mau mengalah.

"Masa gue dituduh pelaku!"

"Gue gak ada bilang gitu ya!"

"Kan lo bilangnya yang marah berarti bener!"

"Lah! Kan emang itu gue bilang! Ya lo nya marah! Marah berarti bener!"

"Tuh kan! Hoon! Liat kan dia nuduh gue!"

"Dih anjir! Anak kampret! Masa gitu nuduh!"

Mereka hanya menyaksikan perdebatan itu dengan helaan nafas pasrah. Sunoo dan Ni-ki sangat susah untuk dilerai saat berdebat, jadi berbicara atau melerai rasanya sia-sia.

Namun, tak selang lima detik tiba-tiba Sunoo terdiam. Sunoo tak membalas ucapan Ni-ki, melainkan langsung menatap Sunghoon dengan mata sipitnya itu.

"Hoon, kemarin lo ngechat gue bilang katanya pelakunya ada disekitar gue! Yah sok atuh, lo bilang! Biar ni bocil jamet satu gak ngajak ribut terus!" kata Sunoo sambil melirik sinis dan menunjuk Ni-ki dengan jari jempolnya.

Mendengar ucapan Sunoo, sontak Jay, Jungwon dan Ni-ki menaikkan kedua alisnya. Jake yang asik membaca buku-pun seketika mendongak dan langsung menutup bukunya secara perlahan.

"Pelaku? Yang nusuk Kak Heeseung?" tanya Jake yang mulai mengalihkan fokusnya dari buku.

Mendengar itu, Sunghoon menutup matanya sejenak dan memutar bola matanya malas. Ia ingin mengutuk Sunoo saat itu juga. Sunoo mengatakan itu tepat dihadapan sang pelaku sekarang.

"Enggak. Kapan gue bilang?" tanya Sunghoon pura-pura tak mengerti, padahal ia ingin memukul Sunoo karena sudah berani membocorkan hal itu.

Sunghoon sudah bilang untuk tidak mengatakan itu kepada siapa-siapa. Tapi sekarang, pemuda itu mengatakannya tepat dihadapan sang pelaku.

"Dih! Lo bilang kemarin dichat!" delik Sunoo lagi yang tak mau kalah.

"Enggak ada," jawab Sunghoon lalu berdiri, berniat meninggalkan mereka semua. Namun suara Jungwon menghentikan langkahnya.

"Ohh, jadi itu alesannya lo seharian jenguk Jean? Lo tau pelakunya sekarang tapi gak mau ngasi tau?"




































Tebak siapa pelaku yang ada di chapter pertama

Room Hate | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang