Rendezvous
.
.
Setelah menerima panggilan dari Naruto, Hinata bersiap-siap untuk pulang ke flat miliknya, tidak lucu juga bukan jika ia datang ketempat pria itu dengan tampilan seperti ini dan jangan lupakan bau amis darah yang menempel erat ditubuhnya. Kesan yang buruk jika itu terjadi, jadi ia putuskan untuk membersikan diri terlebih dahulu sebelum melakoni peran sebagai istri yang baik dan sempurna.
Hinata menatap pantulan dirinya dalam cermin, gaun hitam pendek dengan belahan dada rendah, sungguh mencerminkan wanita dewasa yang siap menyebarkan feromon pada setiap pejantan yang berada didekatnya. Jujur saja, ia merasakan gugup yang luar biasa, apa yang akan ia katakan pada pria itu? Dan apa yang akan ia ceritakan tentang hubungannya dengan pria itu? Sialan, kenapa Kakashi menyusun rencana yang sangat merepotkan seperti ini. Rasanya Hinata ingin menenggelamkan bujang lapuk sialan itu kepalung mariana.
Kembali, Hinata menghembuskan nafasnya berat, mau tidak mau ia harus siap dengan misi ini. Ia tidak bisa mundur, ia tidak bisa menyerah begitu saja. Ia pasti bisa, ini mudah hanya perluh berakting dan boom kita akan mendapatkan segalanya.
Hinata memoleskan lipstik untuk menyempurnakan penampilannya, ia kembali menatap wajah cantiknya. Tidak buruk juga, well ia terlihat cantik, tidak. Ia memang sangat cantik.
Oke, lupakan hal itu. Ia tidak punya banyak waktu hanya untuk mengagumi dirinya di depan cermin seperti orang narsis karena tugas menjadi istri orang sudah menunggunya. Menggelikan memang namun ini semua sudah menjadi bagian dari rencana.
Ia lihat kembali ponsel miliknya membaca pesan yang dikirim Naruto padanya, setelah itu memasukan kembali gawai itu kedalam tas jinjing yang ia pakai, berjalan santai memasuki ruangan yang sudah jelas menjadi ruang neraka baginya tidak lama lagi, tentunya.
Hinata menghembuskan napasnya berat, ketika kaki jenjang berbalut sepatu mahal itu telah berhenti tepat didepan pintu bercat putih itu, jantungnya berdegup kencang seolah berlarian, bahkan ia bisa merasakan telapak tangannya basah karena rasa gugup yang entah datang dari mana, menyerbu kedalam tubuhnya dan menyerang secara membabi buta, sialan ini jauh lebih menegangkan dibanding membunuh sekelompok manusia berotak kosong yang selalu menghalangi jalannya. Oke, lupakan. Ini mudah, buka pintunya dan jadilah artis yang hebat dan semua akan berjalan dengan lancar.
Bagus Hinata, kau bisa melakukannya.
Gadis cantik itu sekali lagi menghembuskan napasnya dalam-dalam. Jemari lentik itu, ah tidak ia punya ide lebih hebat sekarang. Ia buka pintu yang ada di depannya itu dengan keras hingga menimbulkan dentuman yang bisa membuat siapa saja yang ada di dalam ruangan tersebut tersentak kaget dibuatnya.
Oke, ini baru awal.
Langkah kakinya ia bawa lari menuju satu-satunya orang yang berbaring di atas kasur rawat. Ia tidak peduli dengan tatapan kedua pria itu, ia sedang melakukan hal paling menggelikan dalam hidupnya jadi peduli setan dengan tanggapan mereka.
Hinata memeluk erat tubuh jangkung itu hingga membuat sang empuh libung kebelakang, ia peluk pria itu dengan erat tidak peduli betapa konyolnya ia sekarang, ia hanya sedang berlakon menjadi istri yang sedang menghawatirkan suaminya. Oke, miris memang mengetahui fakta jika ia adalah single dengan pengalaman percintaan nol besar. Tapi siapa peduli, yang harus ia lakukan sekarang adalah membuat pria sialan itu percaya padanya.
"Syukurlah, kau sudah bangun." Ujarnya dengan suara selembut mungkin.
Setelah beberapa detik ia tarik pelukannya, dengan jarak seperti ini Hinata dapat melihat wajah pria itu lebih jelas, kulit wajah yang putih bahkan terlihat sangat mulus, hidung mancungnya, mata tajam yang seakan mampu menyedot kewarasan siapa saja yang menatap bola mata berwarna hitam itu, bibirnya yang tipis namun sangat sensual dan jangan lupakan rahang tegasnya yang membuat siapapun dibuat tak berkutik termasuk dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/294924639-288-k218705.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendezvous [[End]] ✓
أدب الهواة- A Sasuhina Fanfiction Kematian sang Ayah membawanya ke dalam jurang kegelapan. Merubah segala hidupnya, menjadikannya seperti monster mengerikan. Apapun akan Hinata lakukan demi mencari siapa dalang kematian sang ayah. Pertemuan yang sudah direnc...