Page Empat belas

1.9K 235 27
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Sorot tajam itu lurus menatap ombak yang seakan menari di lautan, hembusan angin seolah bermain dengan surai hitam kebiruan miliknya. Pria dengan wajah bak titisan dewa Yunani itu melipat kedua tangannya di depan dada, mendengarkan setiap kata yang keluar dari bibir pria bersurai hitam dengan kulit pucat itu.

Sasuke membuang sisa puntung rokok yang ia hisap seiring rentetan kata yang keluar dari bibir milik pria itu menghilang. Ia arahkan iris segelap malam itu untuk menatap pria yang sedari tadi berada di sampingnya.

"Berapa lama lagi mereka tiba?"

Pria dengan surai hitam legam itu melirik jam tangan yang ia pakai untuk memastikan.

"Sebentar lagi." Jawabnya kemudian berlalu.

Sasuke tidak akan membiarkan orang lain mempermainkannya sesuka hatinya. Jika mereka mempermainkannya layaknya boneka, maka Sasuke akan menjadi Chucky untuk mereka. Jika mereka berpikir akan mudah membodohinya maka Sasuke akan perlihatkan siapa yang terlihat bodoh pada akhirnya. Mereka kira mereka bisa memberinya sebuah rasa sakit? Tunggu bagaimana ia memberikan rasa sakit yang sebenarnya untuk mereka semua.

Karena balasan yang akan pria itu berikan jauh lebih mengerikan dari apa yang ia terima.

Sasuke teresenyum miring, senyum penuh kebingasan. Ia akan hancurkan pria itu sampai dititik terbawahnya. Pria itu mungkin bisa jadi bayangan, pria itu mungkin bisa jadi Tuhan namun Sasuke dapat menjadi iblis bahkan Malaikat pencabut nyawa untuk siapapun.

"Kau pikir kau cukup pintar, Hatake?"

Ya, pria yang selama ini bersembunyi di balik organisasi Akatsuki, pria yang berada di belakang seorang Naruto dan istrinya Hinata. Pria yang berani mempermainkannya dan berniat menghancurkannya. Tak lebih dari sampah.

Bukan hal yang mudah untuk mengetahui identitas pria itu, namun bukan hal yang mustahil untuk ia ketahui. Pria bersurai putih itu adalah pemimpin yang sebenarnya dari organisasi Akatsuki.

Dan tentu ia sudah mengetahui bagaimana pria bajingan itu mempermainkannya dengan menjadikan Naruto sebagai pionnya. Ia juga sudah mengetahui bagaimana pria sialan itu merangkai skenario untuk pernikahan sialannya. Dan bodohnya ia justru terperangkap terlalu lama hingga menimbulkan kekacauan seperti saat ini.

Ia tidak akan membiarkan pria itu lolos kali ini.

Kaki jenjang berbalut celana hitam itu pergi melangkah menuju ke pelabuhan. Tempat dimana para anggota inti Akatsuki akan berada di sana untuk melakukan pengedaran pil ekstasi mereka.

Dan tentu, pria itu ada disana juga.

Bisnis yang mereka lakukan kali ini mengharuskan pria bersurai putih itu untuk ikut andil didalamnya. Maka dari itu Sasuke menyiapkan sedikit hadiah untuk pria itu sebagai tanda perkenalan mereka.

Rendezvous [[End]] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang