- A Sasuhina Fanfiction
Kematian sang Ayah membawanya ke dalam jurang kegelapan. Merubah segala hidupnya, menjadikannya seperti monster mengerikan. Apapun akan Hinata lakukan demi mencari siapa dalang kematian sang ayah.
Pertemuan yang sudah direnc...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Jemari lentik itu dengan cepat mengancingi satu persatu kancing kemeja yang ia pakai, lalu ia arahkan tangannya untuk menggapai celana jeans panjang yang tersusun rapi di dalam lemari. Ia tidak tau jika pakaiannya beberapa ada di lemari ini. Oke, lupakan keterkejutannya mendapati pakaiannya yang tersusun rapi disini. Dengan gerakan cepat wanita cantik itu beralih meraih pistol yang beberapa jam lalu pria bajingan itu lempar begitu saja.
Ia cek revolver itu dan masih mendapati beberapa peluru didalamnya. Bagus, gumam Hinata dalam hati.
Langkah kaki jenjang miliknya ia arahkan kearah pintu, membuka pintu bercat coklat tua itu sedikit, mengintip dibalik celahnya. Iris seindah rembulan itu dapat melihat beberapa orang berpakaian hitam berdiri disana. Dan beberapa lagi berseliweran di depan pintu.
Oke, ia tidak bisa keluar lewat pintu.
Kaki jenjang itu berputar, berjalan menuju jendela yang terdapat di samping ranjang besar. Ia dapat melihat ke bawah, dan ia rasa ia berada di lantai dua. Tidak akan mati jika ia melompat dari sini, namun ia bisa pastikan jika salah satu atau bahkan beberapa tulangnya akan patah jika ia melakukan hal tersebut. Iris indah itu ia kerlingkan menjelajahi seisi ruangan tersebut mencari sesuatu yang dapat ia gunakan untuk dapat membawanya keluar dari tempat ini.
Dengan gerakan cepat ia menarik seprai dan gorden jendela lalu menyambungkannya lalu ia ikat ujung satunya di salah satu penyanga balkon dan menjatuhkan ujung satunya lagi kebawah.
Setelah memastikan ikatan kain itu terikat kuat, ia mulai melakukan ancang-ancang untuk meloncat dan berpegangan dengan kain tersebut. Hanya butuh beberapa detik wanita bersurai indigo itu sudah berada di bawah. Ia edarkan pandangannya untuk mengawasi keadaan sekitar. Ia berada di halaman belakang dengan kolam renang yang berjarak hanya satu meter dari posisinya.
Tidak ada orang yang berjaga disini. Ia sedikit merasa curiga, karena tidak menemukan beberapa pengawal pria itu tidak berada ditempat ini. Namun perasaan itu hilang ketika salah satu pria bertubuh besar dengan revolver ditanganya berlari kearahnya.
Tentu apa yang Hinata harapkan.
Dengan gerakan lincah wanita itu sudah melesat dengan cepat meninggalkan pria bertubuh besar itu dibelakangnya. Hentakan kaki yang menyentuh lantai samar-samar terdengar ketika kaki cantik itu berlari dengan cepat, tak lupa iris rembulan itu mengedar mencari pintu keluar.
Sial, ia tidak mengetahui seluk beluk tempat ini. Ia hanya baru sekali menginjakan kakinya disini dan ini untuk kedua kalinya. Jadi terasa sulit untuk menghindar dari kejaran pria itu.
Tidak ia tidak bisa terus berada disini, tidak lama lagi pasti beberapa pengawal sialan itu pasti akan menumukannya dan menangkapnya.