Page Tiga belas

2.1K 253 34
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

R e n d e z v o u s

Bau mesiu menyeruak dimana-mana. Aliran darah kental seolah menjadi tumpahan air bah yang menggenang. Tidak ada kata takut, tidak ada kata menjijikan semua terlihat normal ketika sebuah pertempuran berlangsung.

Bangunan yang sebelumnya nampak kokoh kini tinggal puing-puing yang tak berharga. Menyisahkan debu dan serpihan tak berguna. Semua yang ada di dalam sana hancur tak bersisa bahkan tak ada satu benda yang bisa diselamatkan.

Ratusan tubuh manusia berserakan di atas lantai kotor dengan darah yang menyelimuti tubuhnya. Tidak banyak yang selamat dan dapat kembali bernapas.

"Sialan!"

Suara geraman rendah itu seakan menjadi simponi hitam yang mengalun begitu dingin. Mematikan dan terasa begitu menusuk.

Pria bersurai raven itu menggertakan giginya, rahangnya mengencang dengan kuat. Bahkan kepalan tangannya mampu menghancurkan bongkahan batu dalam sekali kepal. Emosi yang ia pendam tak dapat lagi ia tahan. Lihat bagaimana badebah sialan itu memporak-porandakan markas utamanya.

"Aku rasa mereka tau jika kau sedang tidak ada di Tokyo dan Naruto juga tidak ada dikota ini. Mereka tau jika tidak ada orang penting yang berada di markas utama."

Ya, mereka tidak akan bisa membobol markas utama jika para pemimpin atas berada di sini. Mustahil hanya untuk menyentuh apalagi memporak-porandakan markas dan membantai habis semua bawahan yang masih berada di markas utama.

Sasuke semakin yakin jika ada penghianat di dalam oranganisasi miliknya. Ia sangat yakin namun sialannya ia masih belum menemukam siapa orang itu.

"Dalam satu bulan kita sudah kebobolan dua kali pertama di kediaman utama Uchiha lalu markas utama. Aku yakin kau memliki penghianat, Sasuke!" Ujar Shikamaru sembari menghembuskan asap rokok yang ia hisap. Mencerna segala kejadian yang telah terjadi dan menelaanya.

Jelas, ada di antara mereka yang berani membelok padanya. Menjadi duri dalam dagingnya, dan seorang Uchiha tidak akan membiarkan hal itu terus terjadi. Ia tidak akan membiarkan duri kecil itu terus berada di dalam dagingnya.

"Lacak dan awasi Naruto!"

Pria berklan Nara itu membuang sisa rokok yang ia hisap lalu menatap sang bos dengan wajah bertanya. Ia tidak berpikir jika tangan kanan pria itulah yang justru membelok padanya.

"Kau yakin?"

Pria bersurai raven itu tidak menjawab pertanyaan yang keluar dari bibir tebal milik Shikamaru. Ia justru meraih ponsel pintarnya dan mengirim url kepada seseorang di sebrang sana.

Ia sudah kehilangan banyak pasukan, ia juga sudah kehilangan satu markas besar. Ia tidak akan membiarkan itu semakin melebar. Jadi siapa yang berani bermain api dengannya maka bersiaplah untuk terbakar.

Rendezvous [[End]] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang