Page Lima

2.7K 310 24
                                    

Rendezvous

.

.

.

Hinata menatap pantulan dirinya dicermin dengan kesal, gaun panjang hingga mata kaki yang menutup dengan rapat punggung, dada dan paha miliknya. Jauh sekali dengan gaun yang beberapa menit lalu ia kenakan, sangat bertolak belakang. Ya, siapa pelakunya hingga ia harus repot-repot mengganti gaun yang sangat ia sukai itu dengan gaun ini? Tentu saja Tuan Maha Besar Sasuke Uchiha.

Pria dengan segala otoriternya, ia masih ingat betul bagaimana pria itu menyobek gaun cantiknya itu menjadikan gaun itu layaknya kain tak berguna.

Sasuke melepas tautan bibir diantara mereka, mengusap sudut bibir Hinata yang basah akibat ciuman panas mereka. Iris segelap malam itu bergulir menatap tubuh istrinya. Ia bisa melihat betapa seksi dan menggoda wanita yang ada di depannya saat ini. Oh, sial. Bagaimana bisa ia membiarkan sang istri pergi ke pesta dengan gaun laknat seperti ini? Berapa banyak pria bajingan yang akan meneteskan liur hanya karena menatap betapa indahnya istrinya saat ini!

Wait, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Kau tau, kau sangat indah." Bisik Sasuke tepat didaun telinga wanitanya, menghantarkan rasa geli nan mendebarkan bagi Hinata.

Gadis cantik itu hanya diam, namun jantungnya berdegup lebih kencang dengan reflek ia mendorong tubuh besar itu untuk menjauh darinya namun sia-sia saja, karena tubuh kekar itu tak beranjak sedikitpun dari posisinya sekarang. Sasuke kembali mengarahkan kedua lengannya untuk melingkar dipinggul istrinya merapatkan lagi tubuhnya.

"Kau tau, melihatmu dengan gaun ini sangat menyenangkan. Namun tidak untuk berada dikeramaian. Jadi, ganti gaunmu! Aku tidak ingin...

Sasuke menjeda perkataannya, namun jari kekarnya ia arahkan untuk mengelus bahu dan juga punggung mulus milik istrinya.

.. Milikku dinikmati orang, walau hanya menatap."

Hinata menelan ludahnya yang berubah menjadi kental, ia tatap iris gelap itu dan ia tidak menemui keraguan disana. Dalam dan sangat mendominasi, seperti lubang hitam yang mampu menyedot segala sesuatu yang menatapnya dan Hinata masih punya akal untuk berhenti menatap mata indah itu sebelum jatuh dan tak bisa kembali lagi.

"Jika Anata menyuruhku untuk menganti gaun ini, maka aku tidak ingin melakukannya." Jawab Hinata dengan nada menantang, ingat? Ia Hinata gadis tangguh yang tidak akan mau menurut pada siapapun termasuk pria ini.

Pria bersurai raven itu menatap mata jernih itu sekilas, ketika sebuah penolakan yang ia terima. Telapak tangannya yang besar ia arahkan pada pantat sintal istrinya, meremasnya dengan gemas menimbulkan suara desahan yang sangat indah keluar dari bibir istrinya. Sial ia sangat menyukai suara itu, suara serak yang begitu menggoda libidonya.

"Ganti sendiri atau aku gantikan." Bisik Sasuke tepat di telinga istrinya, Hinata bahkan dapat merasakan hembusan nafas hangat yang sengaja pria itu hembuskan.

Hinata hanya mampu mengigit bibirnya dengan gemas, dalam otaknya menyuruh untuk menantang pria itu, namun tubuh dan perasaannya seakan menolak ide gila itu. Dengan suara seraknya Hinata justru menggali lubangnya sendiri.

Rendezvous [[End]] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang