dua puluh (dia siapa)

7 1 0
                                    


Dertt dertt

Sayang, ini tante Yasmin.

Zelda melotot ke arah nomor tanpa nama yang barusan menghubunginya. Bisa-bisanya ia di chat mama Angkasa. Antara happy dan bingung kenapa ia di chat.

Iya tante hihi, ada yang bisa Zelda bantu?

Kenapa rasanya Zelda seperti anak kecil ya? Haha. Ingin menghapus pesannya tetapi mama Angkasa sudah membacanya. Merasa tidak sopan apabila hal itu ia lakukan.

Awalnya mama Angkasa memberikan pertanyaan seputar dunia Zelda. Hingga perempuan anggun itu memberikan ajakan untuk Zelda. Lalu gadis lugu itu menyetujuinya. Semoga saja Zelda tidak salah.

Drrt drrtt

Kali ini memang bunyi hp Zelda kembali, namun dengan nada panjang, tak lain adalah telepon dari orang yang membuatnya jengkel sejak kemarin. Entah mengapa lelaki itu juga tidak ada niat mencari topik untuk sekedar minta maaf.

Notif pertama Zelda biarkan hingga sepuluh detik berselang.

Notif kedua, masih sama.

Notif ketiga, sama.

Notif keempat, sabar.

Notif kelima, "Halo siapa ya???!!! Salah sambung!!!!"

Sekali tekan, Zelda sudah pastikan telepon itu berakhir. Durasi singkat tanpa banyak basa-basi. Lalu Zelda menekan profil Angkasa, scroll kebawah, hingga ia lihat tulisan blokir.

Hampir menyentuh tombol tersebut, panggilan dari lelaki yang saat ini tenar di sekolahnya itu kembali muncul. "A-pa si???!!!"

"Sayang.." ucap Angkasa di seberang sana.

"Ha? Ngerasa punya pacar?!"

Di lain sisi Angkasa menelan ludah, baru kali ini Zelda marah hingga seperti ini. Tetapi Angkasa juga salah, ia tidak memberikan penjelasan apapun, tiba-tiba ia marah, dan menghilang. Siapa juga yang tidak kesal punya kekasih macam dia.

"Maaf sayang.." nada terkesan kecil dan sedih itu seolah ingin menghipnotis Zelda. Namun sekarang benteng hatinya jauh lebih kuat. Memang sikap kekanakannya masih dominan, tetapi jangan salahkan kalau dia juga beranjak dewasa.

"Aku ga ngerasa punya pacar kok. Maaf salah orang." Zelda menekan tombol untuk mengakhiri obrolan lalu mematikan hpnya. Membiarkan hpnya di kasur, lalu ia ada di meja belajarnya, mencoba melihat ke arah tumpukan buku. Mencoba mengalihkan hal-hal kecil ini.

Sebenarnya ia tidak masalah jika Angkasa tidak ingin bercerita padanya. Tetapi ia yang tidak tau menau akan alasan itu, mengapa ia yang didiamkan?

Zelda membuka buku perlahan, tapi ia memperhatikan buku yang ia baca dengan degup jantung yang tak karuan. Zelda terkejut dengan hal ini. Ada apa?

****

Angkasa Pov

Cowo emang serba salah kalau dia buat salah. Emang bener gue akuin ini salah gue ke dia. Gue ga bisa membenarkan apa yang gue lakuin ke dia, salah satunya mendiamkan Zelda.

Gue ga ngerti kenapa gue bisa marah ke dia yang ga tau apapun?

Dari nada bicaranya ajah gue pastiin dia marah banget. Apalagi pas ngomong bukan Zelda yang kayak anak kecil. Udah kek istei di telepon suami yang ga ngabarin beberapa bulan. Apaan si lo Sa! Ngayal muluuu.

Gue dari pagi udah nunggu kedatangan  dia sang pemilik hati. Udah cocok ga nyanyi lagunya Armada? Sambil genjreng gitar. Eh tapi kenapa kesannya kek pengamen asongan, ckckck.

ZeldaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang