Titik yang membuat aku berbeda.
Zelda dari tadi diam ketika menjelajahi lamunan peristiwa beberapa jam lalu. Senyuman mengembang, ia merasa aneh dengan hatinya. Padahal lelaki itu bisa di bilang kasar kepadanya beberapa hari lalu. Namun, ia juga tidak bisa menampik, bahwa lelaki itu juga lembut.
Sudah tiga kali pipi Zelda di cium olehnya. Zelda mendapatkan satu getaran ketika memegangi pipinya, lalu tersenyum. Kevin yang dari tadi melihat Zelda senyum-senyum, membuatnya mulai mendekati adiknya yang duduk di sofa.
"Mei,"
"Iya ko?" Zelda menampilkan senyuman manja pada Kevin. Intinya, adiknya itu sedang berbahagia.
"Kamu senyum-senyum, lagi mikirin apa?" Zelda melotot ke arah Kevin yang mulai menata posisi duduk di sampingnya.
"Eh, tidak."
"Beneran?"
"Iya Koko sayang," Zelda mulai memeluk Kevin, rasa manja mulai di perlihatkan Zelda. "Ko, kita jalan-jalan yuk! Pasti rame, inikan malam minggu."
"Jalan-jalan?"
"Iya!"
"Emangnya mau kemana?"
"Mmm, gimana kalau ke Mall?"
"Eh, gimana ya?" Kevin masih menimang-nimang apa yang di usulkan Zelda. "Ayolah Ko, masa gak mau sih." Zelda begitu manja, Kevin tak bisa berkata tidak. Mereka pun sampai, Zelda mulai mengajak kakak laki-laki satu-satunya itu bermain di area mall. Lalu menonton film.
Mereka layaknya pasangan kelasih, meskipun Zelda masih umur 15 tahun sedangkan Kevin sudah berumur 24 tahun. Namun, kokonya itu masih di bilang pantas dengan Zelda. Setelah menyelesaikan nontonnya, mereka pun masuk ke dalam salah satu resto.
"Enak tidak Steaknya?" Kevin memastikan Zelda suka, sebab adiknya itu dari tadi lahap sekali makannya. Zelda menganguk, dan mulai memasukkan daging steak ke mulutnya. Area bibirnya begitu berantakan, tak jarang Kevin mengusap pipi Zelda yang comot.
Jawaban Zelda hanya menyengir.
Habis sudah makanannya, sepertinya Kevin ingin memberitakan sesuatu."Mei, koko mau bicara."
"Bicara saja ko," Zelda kembali meminum jus jeruk yang sangat ia suka.
"Satu bulan lagi, Koko pindah ke Belanda."
Ha?
Suasananya begitu hening dan diam,tiba-tiba suara rengekan Zelda terdengar di telinga Kevin. Sakit sekali mendengarnya.
"Mei, jangan nangis," Kevin mendekati Zelda, lalu memeluknya.
"Mei, jangan nangis ya!"
"Koko jahat!" Zelda melepaskan pelukan Kevin, dan sesegera berlari tanpa mempedulikan kakaknya itu. Kevin mulai mengejar. Ternyata Zelda lari ke mobil, syukurlah.
"Zelda!" Kevin menatap Zelda ketika sudah ada di dalam mobil.
"Mau pulang!"
"Zel-"
"Mau pulang!!"
Kevin diam, adiknya itu memang sedang marah padanya. Ia sudah menyiapkan ketabahan ini, ia juga tidak ingin berpisah dengan adiknya itu. Tapi harus bagaimana lagi?
Pintu rumah pun di buka kasar oleh Zelda, Kevin bisa mendengar suaranya sampai bagasi. Natalie melihat mata sembab Zelda,menanyakan hal tersebut namun tak ada jawaban.
Zelda lari ke kamar atas. Natalie melihat anak sulungnya, Kevin yang juga sendu. Ada apa gerangan?
"Ada apa Kevin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zelda
Novela JuvenilHappy Reading, "Gis?" nada lembutku muncul. Aku seperti orang yang di penuhi tanda tanya. Aku sendiri tidak tahu tentang kesalahan teman baruku sendiri? Teman akrab masuk SMA seminggu ini. "Maafin aku Zel," Gisti meninggalkanku sambil berlari dengan...