Angkasa povLelah rasanya, rumah sepi hanya ada pembantu. Rasanya tidak tega meminta Bi Nah membuatkan makanan untukku, ia sedang sakit. Kalau di tanya mama? Jangan haraplah, mungkin juga ia sudah makan tanpa memikirkanku. Apalagi, papa. Serasa mustahil untukku, dan itu memang benar.
Aku putuskan mencari makan di dekat restoran mall, dekat kompleks eliteku. Ramai, itulah yang bisa ku simpulkan kali ini, restonya begitu penuh. Lebih baik memesan makanan dulu, siapa tahu ada yang kosong setelah ini.
Pesanan ku dapatkan, steak medium yang sangat ku suka. Aku mulai menjelajah pandang, penuh. Aku mencoba berjalan, melihat seorang lelaki seperti keturunan China tertawa-tawa dengan wanita yang membelakangiku, aku mulai dapat meihat sudut wanita itu. betapa terkejutnya aku, itu dia?
"Zelda?" sontak tawa diantara mereka berhambur hilang.
"Ini siapa Mei?" tanya lelaki China di depan Zelda. "Kakak kelas Mei, ko."
Oh, benar apa yang ku pastikan. Zelda adalah keturunan Tionghoa. Terlihat pada letak panggilan lelaki itu pada Zelda ."Iya? Ayo duduk sini. Kenalan dulu, saya Kevin. Pacar Zelda."
Aku melotot, benarkah? Bukannya dia memanggil Zelda Mei? Itu berarti adikkan? Kok?
Aku menatap Zelda, ia menatap ke arah lelaki yang sekarang aku tahu namanya Kevin.
"Koko!" Zelda merengek, aku suka itu. Sifat kekanak-kanakan, apa? Suka?
"Iya deh, iya. Saya kakaknya Zelda." ia menjabat tanganku. Entah setelah pengakuannya, aku merasa lega.
"Angkasa," ucapku mengeratkan jabatan tangan.
Setelah ku putuskan duduk di sebelah kak Kevin, ku pandang Zelda lekat-lekat. Ternyata, ia sedang menyantap semangkuk sup. Aku juga melihat piring-piring kotor di samping Zelda. Benarkah ini Zelda? Porsinya bikin geleng kepala.
"Zelda suka makan, tapi gak gemuk-gemuk Sa!"
Ternyata Kak Kevin memerhatikanku. Semoga saja aku tidak canggung. "Kok makan di luar? Sendirian lagi," tanya Kak Kevin kepadaku, aku menjawab dengan santai. "Sudah biasa kok kak,"
"Biasa? Sependek itu waktu mamamu di rumah sampai tak masak?" ucapan kak Kevin membuatku tersentuh, bayangkan untuk menyiapkan makanan, bicara denganku saja jarang.
"Sepertinya begitu,"
Entah mengapa hatiku sakit, aku juga mulai merasa iri dengan kedekatan saudara kandung di depanku. Andai saja aku punya saudara, pasti tak akan kesepian seperti ini. Atau malah sebaliknya? Apa aku malah tak di perhatikan dan di acuhkan? Hmm, kemungkinan besar.
Aku mulai menyudahi tundukanku dan mulai menatap ke depan, tak ku sangka. Kak Kevin menatapku dengan sendu dan menyirat tanda tanya. Aku mencoba menetralisir keadaan dengan senyuman. Meskipun menurutku ini bukan sikapku, sadar Sa!
"Maaf ya," Kak Kevin menatapku, sepertinya ia tahu perasaanku.
"Tidak apa-apa kok kak." aku mulai menjernihkan hatiku yang tadi penuh dengan kesakitan.
****
Author pov
"Koko! Kenapa sih nyuruh kak Angkasa dateng minggu depan?"
"Zelda itu gak suka!"
"Minggu ini bakalan gak seru!"
"Penyebabnya koko!"
Ucap Zelda tanpa jeda.
Zelda menghela napas dan sesegera menghentakkan tubuhnya ke kursi dan menatap arah jendela. Ia begitu kesal dengan semua ini, secara Zelda masih belum mengenal jauh Angkasa.
Sifat Angkasa begitu manis di depan Kevin, padahal di sekolah?
Kevin mulai mengusap kepala Zelda dengan tangan kirinya sesekali menoleh ke Zelda, sedangkan tangan kanannya mengendali setir mobil. Adiknya itu begitu manja, tapi tak bisa di pungkiri bahwa ia pun menyayanginya.
"Mei, gitu ajah ngambek."
"Ya koko sih bikin kesel!"
"Angkasa itu kelihatannya baik kok,"
"Disini," ucap Zelda begitu lirih.
"Apa?" Kevin nampaknya tak mendengar apa yang dikatakan Zelda tadi.
"Eng-enggak kok ko," Zelda mulai gugup, ia takut Kevin tahu akan tingkah laku Angkasa yang kasar, apalagi dengan kejadian Zelda beberapa hari lalu.
"Ya udah,"
****
Jum'at, setelah setengah hari ada di sekolah. Ia merasa lega dengan hari jum'at, ia suka. Sebab, pulangnya atau tambahan akan di hentikan karena ibadah para muslim. Meskipun Zelda sendiri bukan orang muslim, tapi ia sangat menghargai sesama agama.
"Mampir ke rumah kamu Zel?" Gisti mulai memandang Zelda lekat-lekat. Ia melihat Zelda yang masih menggunakan seragam yang sama dengan dirinya.
"Ke rumah kamu dulu, Gis!"
"Kok ke rumahku?"
"Udahlah Gis, ayo!"
Gisti menurut, lalu mulai menyusuri parkiran mobil, mobil jazz merah seakan mempesona. Sebenarnya orang tuanya malah meminta Gisti membawa mobil sport, sayang Gisti tidak mau. Kecepatan sedang di rasa cukup untuk Gisti. Dulu, ia suka sekali ngebut, entah mulai kapan ia berubah.
Setelah sampai rumah Gisti, Zelda menggeret Gisti sampai ke kamarnya.
"Ngapain Zel?"
"Ambil pakaian kamu sama pelajaran besok!"
"Buat apa?"
"Nginep di rumahku,"
Gisti melotot, maksudnya?
"Ayolah Gis! Ya! Ya!"
Gisti tersenyum ragu, lalu mengikuti intrupsi Zelda. Ia tidak tahu ada apa dengan Zelda. Gisti memarkirkan mobil di garasi milik Zelda. Ia mulai mengikuti langkah sahabatnya itu, dan mulai menghentikan langkahnya ketika menatap seorang wanita yang berwajah cina sedang membaca majalah.
"Mama,"
"Zelda, ini siapa?"
"Gisti ma, "
Natalie tersenyum, Gisti pun mendekatinya dan mengamit tangannya lalu mencium punggung tangannya. Entah mengapa ia rindu sosok mamanya sendiri. "Oh, Gisti? Cantik!" Gisti hanya tersenyum lugu. Meskipun senyuman itu baru-baru ini saja muncul.
"Mau nginep ya?"
Entah darimana Natalie tahu hal itu, secara kenal pun belum. Itu yang ada di pikiran Gisti. "Eh, iya tante."
"Iya, kemarin Zelda cerita. Kalau orang tuamu sedang ke luar negeri dua minggu. Ya sudah, tante suruh ajak nginep di rumah."
"Mm," rasa sungkan menempel di hati Gisti. "Tidak apa-apa jangan sungkan anggap rumah sendiri, Zelda?" ucap Natalie menjelajah matanya mencari anak perempuan satu-satunya itu.
"Mfff,"
Gisti dan Natalie mulai diam, datar suasananya. Zelda berdiri dengan toples yang ia pegang dan mulut penuh dengan keripik. Sontak ruangan penuh denga tawa Gisti dan Natalie. Zelda hanya menyengir lugu
."Enak ma, belikan lagi ya?"
Hayy, don't forget vote yaa. Aku udah mau fokus sama Zelda dan Bellvania. Jadi kalian nikmati ajah liburan bersama cerita" akuu yaa.
Aku up 2 part malam ini juga :)
11 Desember 2018

KAMU SEDANG MEMBACA
Zelda
Teen FictionHappy Reading, "Gis?" nada lembutku muncul. Aku seperti orang yang di penuhi tanda tanya. Aku sendiri tidak tahu tentang kesalahan teman baruku sendiri? Teman akrab masuk SMA seminggu ini. "Maafin aku Zel," Gisti meninggalkanku sambil berlari dengan...