Angkasa pov
"Ayolah isi kak!"
Gue natap Zelda dengan ragu, entah kenapa gue kayak ga minat, tapi ada rasa kepengen si. Secara ini juga berhubungan dengan cita-cita gue. Dari dulu gue pengen jadi pengacara, ini salah satu organisasi yang bisa buat belajar lebih lah manage permasalahan di sekolah. Seenggaknya buat contoh di masa depan entar, cuma gue ragu, ga tau kenapa?
Et dah, udah setengah jam Zelda dari tadi bujuk gue. Mana sekarang senin, yang artinya sekarang deadline pengumpulan form nya.
Gue ngeliat lagi kertas itu. Lalu melihat ke Zelda dengan ekspresi dia yang lembut sekali.
"Okey,"
Zelda senyum ke arah gue dengan lembut banget, kadang mikir, entar anak gue sama dia bakalan lembut banget kali ya kalau cewe.
Hadehh
Belum juga lulus SMA, dan mikir nikah, yang ada entar jualan pop ice sambil ngurus anak.
"Akhirnya kakak mau juga, semoga kakak bisa jadi ketuanya."
Gue ngelihat Zelda, dia agak beda si cara ngomongnya, ga begitu childish. Apa karena udah mulau ngebiasain kali ya? Hmm, ada baiknya juga. Tapi gue lebih suka dia yang gemes kek anak kecil. Hahaha, nyampe dikira adek gue.
"Semoga dapat pengalaman ajah, ga usah nyampe jadi ketua. Ribet sayang.."
Zelda melotot, sedangkan gue udah ngakak banget liat dia nih. "Zel."
"Iya?"
"I love u."
Gatau kenapa?
Gue selalu suka ngucapin kek gini ke dia. Sayang banget sama nih cewe. Meskipun gue juga belum worth it buat dia.
****
Author pov
"Hai sa! Selamat ya!"
Entah mimpi apa semalam Angkasa, ia yang mendaftar sebagai anggota MPK, malah jadi ketuanya. Ucapan selamat atas kemenangannya terdengar dan meluas. Angkasa tersenyum, tapi ia mencari keberadaan sepasang mata di aula ini.
Dan..
Ketemu!
Zelda!
Angkasa tersenyum ke arah Zelda, dan pacarnya itu hanya memberikan jempol dua. Polos sekali, layaknya anak kecil.
"Selamat ya Sa! Kita seorganisasi nih.."
Angkasa melihat ke arah samping, ia menemukan perempuan yang agak pendek darinya, dan anehnya Angkasa tidak mengenali perempuan yang sekarang ada didepannya.
"Makasii, maaf nama lo siapa ya?"
"Aku Margareta, panggil ajah Reta."
"Oh.. sorry ya ga begitu kenal. Okey salam kenal, Reta ya tadi?"
"Iyaa Sa. Bener."
Dibalik perbincangan keduanya, ada manik mata yang melihat keduanya dengan menggigit bibir bawahnya. Entah ada perasaan asing yang muncul.
***
"Gis, keliatan Zelda ga?"
"Loh bukannya dah pulang Sa?"
"Ha? Tadi dia bilangnya mau bareng sama gue Giss."
"Yeee, gataulah. Dahlah gue balik duluan."
Angkasa mengambil ponselnya, ia mencoba menghubungi Zelda. Tetapi tidak diangkat. Padahal ia melihat pacarnya itu sedang online. Baru saja ia merasakan hal yang tidak pernah ia rasakan, diabaikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zelda
Teen FictionHappy Reading, "Gis?" nada lembutku muncul. Aku seperti orang yang di penuhi tanda tanya. Aku sendiri tidak tahu tentang kesalahan teman baruku sendiri? Teman akrab masuk SMA seminggu ini. "Maafin aku Zel," Gisti meninggalkanku sambil berlari dengan...