Happy Reading,
"Gis?" nada lembutku muncul. Aku seperti orang yang di penuhi tanda tanya. Aku sendiri tidak tahu tentang kesalahan teman baruku sendiri? Teman akrab masuk SMA seminggu ini.
"Maafin aku Zel," Gisti meninggalkanku sambil berlari dengan...
Matahari masih menyambut seperti kemarin pagi, kelambu-kelambu mulai di buka.
"Ma! Silau!" ucap manja dari Zelda. "Bangun! Ayo ke Gereja!" Natalie mulai menyingkap selimut lembut Zelda.
Zelda membelalakkan matanya, ia seperti lupa dengan hari ini. Minggu? Kebaktian? Ya ampun! Mau bagaimana lagi, kewajiban beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa itu penting.
Baju warna ungu yang santai namun sopan membuatnya bisa di katakan menggemaskan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Natalie menggeleng dengan sikap ceria yang mulai di tampilkan anak gadisnya itu. Ia melihat Zelda yang sedang bercermin, Natalie sempat terkikik dengan tingkah gadis kecilnya. Bisa dikatakan seperti itu karena melihat tingkah laku Zelda yang sangat manja pada anggota keluarga.
"Ngacanya udah?"
"Mama! Ketuk pintu dulu dong! Iiih, kan malu."
"Hahaha, ya udah ayo buruan!"
Sikap Natalie yang sedikit bicara memang kadang membuat Zelda jengah. Sebab, ia serasa bukan bagian dari keluarga. Di lihat dari papanya yang cool dan hemat bicara, sama seperti Kevin serta mamanya,Natalie.
Mikir apa Zelda? Padahal hal ini sudah pernah ia utarakan dulu, dan hasilnya semua orang tertawa lepas. Bagaimana bisa Zelda bilang. 'apakah Zelda anak pungut? Atau anak kardus?'
"Ma? Kok bawa satu mobil?"
"Maunya berapa mobil sayang?"
"Yah kan biasanya Koko sama Zelda sendiri."
"Udah, masuk!"
Zelda mendegus kesal, ia duduk di kursi penumpang. "Tuan putri udah siap?"
"Papa?"
"Hai anak Papa!" ucap Keenan dengan senyuman manisnya. Natalie tersenyum, ia sengaja merahasiakan kepulangan Keenan, sebab ia ingin memberi kejutan kepada Zelda.
"Iiih, kok gak bangunin Zelda? Pasti Papa pulang kemarin?"
Tak terasa mobil di lajukan Keenan, namun Kevin hanya diam sedari tadi. Mungkin membiarkan adiknya itu bercengkerama ria dengan papanya, sebab ia tahu bagaimana rindunya seorang anak pada ayahnya, apalagi perempuan." Papa yang gak mau kamu bangun."
"Ma!!"
"Iih, salah sendiri kalau tidur jam tujuh."
"Ya harusnya jam berapa?"
Natalie mencubit hidung Zelda dan membuat hidungnya merah seketika. Lucu, seperti badut. "Ya fikir sendiri,"