Tujuh

12 1 0
                                    


Makan malam di mulai, Kevin mulai bingung dengan sikap adiknya. Sangat diam. Apa karena mama papa? Kan mama papa ada urusan. Masa Zelda mau ikut kondangan? Batin Kevin.

"Di makan Me, jangan di liatin ajah." seru Kevin. Mei-mei, panggilan orang etnis Cina, kepada wanita yang lebih muda.

"Iya Ko," Koko, kata yang sering di lontarkan Zelda, sama seperti mei-mei. Perbedaanya, panggilan itu di ucap kepada laki-laki yang lebih tua.
Kevin menggeleng. Katanya iya? Lah kok masih di diamkan? Ada apa sebenarnya dengan adik satu-satunya ini.

"Mei,"

Satu menit

Dua menit

"Mei-mei,"

"Eh iya ?"

"Kok malah ngelamun, kamu sakit?"

"Ti-tidak Ko,"

"Ya sudah habiskan makannya."

Zelda mengangguk, sebenarnya ia malas makan. Namun, ia tak mau Kevin bertanya-tanya mengapa Zelda mogok makan. Kakaknya itu sangat perhatian. Beda dengan lelaki tadi, kasar.

Makan pun selesai,Zelda dan Kevin pergi menuju kamar masing-masing. Zelda mulai duduk di atas kasurnya. Membuka buku, namun perlahan ia tak fokus. Ia ingat ciuman dan perlakuan kasar lelaki tadi. Ia bahkan tidak ingin menyebut namanya. Sakit sekali mengingatnya.

Cetek

"Koko? Kok tidak ketuk pintu?" Zelda menatap Kevin. Ia memang tak terbiasa dengan orang yang masuk kamarnya tanpa ketukan pintu. "Iya, maaf mei."

"Lagi baca apa?" ucap Kevin membuka pembicaraan. Zelda melamun. Kevin semakin curiga.

"Mei-mei!"

"Eh, iya ko?"

"Kamu ini, melamun lagi? Ada apa?"

"Gak ada apa-apa kok Ko," ucap Zelda agar menenangkan Kevin. Ia tahu, pasti Kakaknya itu cemas.

"Kalau ada masalah jangan di sembunyiin gadis manja!"

Zelda menggembungkan pipinya. Muka cemberut, ia di kata gadis manja? Kakaknya itu sangat menyebalkan. Namun, Zelda menimang-nimang perkataan Kakaknya itu. Jangan di sembunyiin. Zelda mulai diam. Ia takut melihat Kevin, apa akan di interogasi lagi?

"Mei, kamu ada masalah? Jujur!"

Dari dulu, Zelda memang anak yang sangat baik. Selalu jujur, namun bohong jika  di keadaan sulit. Itulah Zelda. Zelda mulai berkaca-kaca, ia mulai memeluk Kevin. Kevin merasakan tubuh adiknya itu tergetar dengan tangisan, Ada apa?

"Mei, ada apa?"

Zelda masih saja hanyut dalam tangis. Ia memeluk Kevin begitu erat. Kokonya itu baik, tidak seperti lelaki itu. Pikirnya. Zelda memang sangat dekat dengan Kevin, apalagi kalau masalah menenangkan Zelda.

Kevinlah orang itu, karena Zelda memang adik satu-satunya, ia tidak mau Zelda sedih. Apalagi gadis itu sangat lugu, tidak mungkin ada yang mau menyakitinya kecuali orang yang benar-benar jahat.

"Ko,"

"Ehem?"

"Koko tidur disini ya!"

"Iya," Kevin tak mengelak. Ia merasakan kesedihan adiknya itu, apalagi sebulan lagi ia harus di tempatkan di luar negeri. Pasti akan sangat merindukan Zelda.

Kevin mengusap pucuk kepala Zelda, sehingga adiknya itu terlelap dalam mimpi, dan itulah yang diinginkan Kevin. Zelda merasa, kalau kakaknya itu tahu masalahnya, pasti kakaknya itu tidak akan diam. Bahkan akan membawa ke rana hukum. Lebih baik Zelda menyimpan masalahnya sendiri, itu pikir Zelda sebelum terlelap.

Kevin menyelimuti Zelda dengan selimut pink yang sangat Zelda suka. Lalu Kevin mulai memeluk adiknya itu, dan terlelap juga di alam mimpi.

***

22.30

Angkasa masih melamun di balkon megahnya. Ia tahu bahwa mungkin orang tuanya sudah pulang, namun sepertinya ia memang sama sekali tidak di anggap. Makan bersama saja, tidak di panggil.

Angkasa mulai melihat bintang itu, kelipan bintang membuatnya ingat pada kedipan mata gadis lugu tadi pagi. Apalagi setelah kedipan jatuh air mata, dan nada tangis seperti anak kecil, namun membuat Angkasa tergetar.

Sebegitu jahatkah Angkasa?

Gue tadi bilang gue jahat? Apa iya? Batin Angkasa.

Angkasa masih diam, ia ingat ketika gadis itu berlari dengan tangisan. Benar sekali, dengan tangisan dan itu karenanya.

"Arrggh" Angkasa mulai mengorak-ngarik rambutnya. Ia begitu kesal dengan dunia ini. Apakah ia tidak tahu mana sikap baik dan tidak baik? Lalu apa yang ia lakukan pada gadis itu? Salah apa dia?

Love u my readers

Pasuruan, 21 oktober 2018

ZeldaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang