1. Saingan Bu Mami

946 163 156
                                    

Aku Nara, seorang gadis yang berusia 19 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku Nara, seorang gadis yang berusia 19 tahun. Saat ini aku sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas di Jawa Timur. Selain kuliah aku juga mengambil pekerjaan sampingan sebagai Office Girl, pekerjaan ini memang hanya sebagai tukang bersih dan pelayan, tapi aku menjalaninya dengan bahagia untuk melanjutkan hidup. Aku juga adalah seorang yang memiliki kelebihan aneh, aku bisa melihat sesuatu yang jarang bahkan tidak pernah orang lihat atau bisa dibilang melihat sesuatu yang tak kasat mata.

Malam ini adalah malam yang sunyi, lebih sunyi dari malam-malam biasanya. Saat ini aku hanya tinggal sendiri dan sebatang kara karena keluargaku tidak tinggal bersamaku, tapi aku memiliki seorang teman sekantor yang baik, dia adalah Wira dia tinggal tidak jauh dari rumahku, dia juga memiliki seorang adik kecil lucu yang bernama Kia berusia 3 tahun. Dan saat ini Wira sedang berada di rumahku berniat untuk menjemput Kia karena di titipkan kepadaku, Wira tidak bisa menjaganya sepanjang hari karena ia harus bekerja.

"Halo Kia, ya ampun main mulu kamu. Kak Nara mana?" Tanya Wira yang baru saja datang ke rumahku.

"Eh kak Wila, bental ya Kia panggilin kak Nala dulu," jawab Kia dengan lembut.

"Kak Nalaa, ini kak Wila datang!!" Teriak bocah itu dengan lantangnya.

"Iya-iya enggak perlu teriak, kakak dengar kok," kataku yang keluar dari kamar menuju ruang tamu.

"Nar, kamu udah makan belum? Mau aku beliin sesuatu?" Tanya Wira yang menyambutku sampai di ruang tamu.

"Boleh, aku mau baksonya bu Mami ya, Kia mau apa?" Jawabku yang langsung beralih menanyakan sesuatu kepada Kia.

"Samain aja, tapi Kia boleh ikut kak Wila enggak? Kia bosan di lumah telus," kata Kia yang berbelit dengan mulutnya sendiri.

"Yaudah kalau gitu kak Nara juga ikut aja deh, masa kak Nara di tinggal," kataku.

"Yaudah kebetulan aku bawa mobil, ayuk!" Saut Wira yang kemudian keluar.

Saat di perjalanan, Kia terus saja memainkan boneka yang dibawanya dari rumahku. Hingga saatnya kita sampai di tempat jualan bakso ibu Mami.

"Kamu yakin kita makan di sini?" Tanya Wira yang tidak percaya.

"Iya, memangnya kenapa? Tidak mau? Aku biasanya makan di sini," jawabku dengan menatapnya.

"Yaudah ayo, Kia turun!" Perintahnya.

- - -

"Bu, baksonya tiga yah kayak biasa!" Kataku memesan beberapa porsi bakso.

Tidak perlu menunggu lama, bu Mami mendatangkan bakso pesananku.

"Ini Nar, silahkan dinikmati," ucap bu Mami dengan ramahnya.

Aku sedikit heran karena bukan hanya malam ini saja yang sunyi dan sepi, tapi warung bu Mami juga, karena sedikit penasaran aku menanyakannya kepada bu Mami.

Putri IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang