13. Dua Belas Tahun Lalu

211 78 45
                                    

~Ruang Tamu Rumah Nenek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Ruang Tamu Rumah Nenek

"Rumah ayah kamu kenapa Nar?" tanya Wira yang sedikit sulit aku jelaskan.

"Aku enggak mau cerita soal itu lagi," jawabku yang menolak pembicaraan.

"Loh, kenapa? Aku salah ngomong?" tanya Wira takut membuatku tersinggung.

"Enggak kok, aku cuma enggak mau bahas itu lagi," kataku dengan singkat.

"Sebenarnya Nara itu punya trauma berat tentang rumah itu," saut Om Juki.

"Trauma apa om?" Wira yang selalu bertanya tanpa henti.

"Sudah Juki, biar ibu yang cerita ya," kata nenek yang ingin memperjelas.

Kemudian nenek pun menjelaskan semuanya kepada Wira, termasuk kepadaku yang juga duduk di kursi dekat dengan nenek. "Jadi sebenarnya 12 tahun yang lalu saat Nara masih berusia 7 tahun..."

***

"Nara ayo cepat," ujar Ledy - teman kecilku.

"Iya bentar, tanahnya masih basah jadi jalannya susah," kataku yang tengah berjalan.

"Kamu yakin ini berhasil?" tanya Ledy.

"Yakin, di jamin deh kalau udah di tanam pasti rumahku enggak akan kemalingan lagi, soalnya aku cape setiap ada maling pasti uang celenganku jadi hilang," kataku mengerutkan dahi.

"Iya Nara, semoga saja setelah kita tanam ini rumahmu enggak akan kemalingan," kata Ledy.

"Iya, tapi sayang rumah nenenkku sudah terbangun jadi tidak bisa di tanamkan seperti ini, hanya rumahku saja karena rumah ini belum jadi, baru ingin dibangun oleh ayah," kataku yang masih sibuk berbincang.

"Ya sudah ayo kita tanam, bentar lagi magrib, ini aku sudah bawa semuanya," ucap Ledy.

"Telur?" kataku.

"Ada,"

"Bunga melati?"

"Ada,"

"Garam?"

"Ada"

"Kantong plastik hitam?"

"Ada dong, udah lengkap kan?" tanya Ledy menatapku.

"Iya udah, sekarang masukkan semuanya ke dalam kantong ini, nanti biar aku gali dulu tanahnya," pintaku terhadap Ledy.

"Oke... Ini udah aku masukin semua," kata Ledy.

"Sip, aku juga udah selesai galinya, sekarang kita masukin ke dalam lubang yang udah aku buat ini, setelah itu kita tutup lagi lubangnya," kataku yang langsung bekerja bersama Ledy.

Putri IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang