Bukan cerita tentang Nara, novel ini mengisahkan tentang seorang anak kecil bernama Kia. Entah dari mana dia dapatkan mukjizat ini, atau mungkin dari Nara? Tapi bagaimana bisa, mereka saja tidak memiliki hubungan darah. Kia hanyalah adik dari teman...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat pulang sekolah aku melihat semua orang ramai di depan rumah ayah, ternyata rumah ayah sudah jadi. Aku begitu senang sampai berlari dan masuk ke dalam untuk menemui ayah dan ibu, tapi tiba-tiba...
"Hai, Nara sini!" saut Herland dari kejauhan.
"Herland hai, kamu ke sini ngapain?" tanyaku menghampirinya.
"Mau ngajakin kamu main, kamu mau kan?" ajak Herland.
"Mau sih, tapi aku enggak bisa soalnya rumah ayahku baru aja jadi dan ada banyak tamu, gimana kalau kita mainnya di dalam aja yuk," kataku yang kemudian mengajak Herland masuk ke dalam rumah.
Saat berada di dalam aku langsung mengajaknya masuk ke kamar, namun saat baru saja membuka pintu terlihat kilasan cahaya yang tiba-tiba menghilang begitu saja.
"Eh apa itu?!" kataku yang sedikit terkejut.
"Yang tadi itu hantu, mereka langsung pergi karena tahu aku mau masuk ke dalam kamarmu," ujar Herland yang membuatku terkesan.
"Wahh... Emangnya kamu sehebat itu ya? Keren banget!" ucapku memuji dengan sedikit bertepuk tangan.
Sekarang kami berdua duduk di kursi meja belajar baruku, karena Herland ingin bermain di sana.
"Yaudah kita main yuk," kata Herland yang terlihat mengambil sesuatu dari bawah meja.
"Kamu ngapain?" tanyaku penasaran.
"Aku ada sesuatu buat kamu!" jawabnya menatapku dengan senyuman manis.
"Oh ya? Apa?" ujarku yang tidak sabaran dengan hadiah Herland.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Boneka ini buat kamu, kalau kamu takut sama hantu dan mau ketemu aku, kamu tinggal pegang aja bonekanya nanti semua hantu seram yang mengganggumu akan pergi, jadi kamu tidak perlu takut lagi," ujarnya mengulurkan tangan yang sedang memegang boneka yang begitu lucu.
"Bonekanya bagus banget aku suka, tapi kenapa kasi aku boneka ini?" tanyaku yang perlahan mengambil boneka dari tangan Herland.
"Karena kita couple-an, aku sengaja beli ini buat kamu biar jadi senang dan enggak kesepian lagi," kata Herland.
