21. Kalina Yang Malang

126 23 59
                                    

Hari ini adalah hari kerja bakti akibat badai besar semalam, aku ikut serta untuk membantu warga-warga namun hanya sebentar karena harus menyelesaikan tugas kuliahku secepatnya agar dapat dikumpul besok hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari kerja bakti akibat badai besar semalam, aku ikut serta untuk membantu warga-warga namun hanya sebentar karena harus menyelesaikan tugas kuliahku secepatnya agar dapat dikumpul besok hari. Saat hari sudah siang kegiatan kerja bakti itu diselesaikan karena teriknya matahari, beberapa warga yang tadinya ikut membantu juga sudah pulang ke rumah masing-masing.

Kamar. Di sinilah aku berada sekarang, bergelud dengan laptop dan kertas-kertas hasil makalah minggu lalu. Ingin rasanya segera lulus dan dihilangkan dari tugas-tugas kuliah yang menyrbalkan. Ditengah-tengah saat aku sedang sibuk dengan laptop tiba-tiba terdengar suara piring pecah dari arah dapur, entah kenapa rasa penasaranku menjadi tumbuh dan ingin melihatnya.

Laptop yang tadinya aku pangku di atas paha kini aku letakkan di atas kasur, dan perlahan membuka pintu kamar. Aku sangat yakin jika suara tadi berasal dari dapur, jadi hendaknya kakiku melangkah ke dapur untuk melihat situasi di sana.

Hantu lagi, tapi yang kali ini berbeda. Dia memang sudah beberapa kali aku lihat di dapur, tapi belum sempat kami mengobrol karena akupun belum tau tujuannya ada di rumahku. Kalau kalian lupa, hantu yang ini ada di part 6 guys.

Sungguh, dia lebih menyeramkan dari pada Kunkun yang semalam. Tapi aku memberanikan diri untuk mendekatinya. Kalau bisa aku tebak, sepertinya dia sudah tau jika aku dapat melihatnya, karena sesekali dia melirikku dengan tatapan curiga.

"Kenapa kamu ada di sini? Kenapa tidak pergi dari sini?" Tanyaku saat berdiri di ambang pintu.

"~sudah aku duga, kalau kamu dapat melihatku~" gumamnya yang tengah menggendong anak kecil.

"Jadi, sama saja dengan yang lainkan? Ingin meminta tolong juga padaku." Kataku.

"~aku tidak memaksamu, hanya jika kau ingin membantuku saja~" katanya dengan suara yang mendengung di seisi dapur, merusak telinga.

Sungguh, saat ini aku merasa ketakutan melihat tampangnya. Tapi di sisi lain aku juga merasa iba, kematian yang mengerikan telah terjadi padanya.

"Apa yang bisa aku bantu?" Tanyaku bernada pelan.

Hantu yang tadinya membelakangiku ketika bermain dengan anak kecil itu, kini berbalik dan menghadap ke arahku membuat bulu kudukku merinding seketika. "~aku di bunuh oleh laki-laki brengsek, aku mau kamu menemukannya dan bawa dia ke polisi agar mendapatkan balasan yang setimpal~"

Aku mengerutkan jidat karena bingung. "Di bunuh karena masalah apa? Dan bagaimana caranya aku melapor ke polisi jika bukti saja aku tidak punya, yang ada aku dikira memfitnah."

"~aku dihamili, tapi dia tidak mau bertanggung jawab dan malah membunuhku, dia bahkan tega memutilasi tubuhku, kalau soal bukti aku bisa mengarahkanmu untuk mengumpulkan bukti-bukti yang kita perlukan~" jelasnya yang bisa aku mengerti.

"Nama kamu siapa?" Dengan susah paya aku menelan saliva, sugguh berhadapan dengan hantu yang satu ini benar-benar mengerikan.

"~Kalina~" kemudian Kalina menunduk dan memperhatikan anak kecil di bawah kakinya. "~dia anakku, aku tidak tau siapa namanya tapi aku memanggilnya Kano~"

Putri IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang