20. Ikut dan Memberi Musibah?

149 27 46
                                    

Sudah tiba diujung perjalanan setelah beberapa musibah saat hendak pulang ke Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiba diujung perjalanan setelah beberapa musibah saat hendak pulang ke Jakarta. Mulai dari mobil yang mogok tidak jelas, melihat hantu, melihat hantu lagi, dan lagi-lagi melihat hantu, akhirnya kita sudah berada di Jakarta kurang lebih 8 km lagi dari rumahku.

Senyap dan hampa terasa ketika si periang Kia sedang tidur selama perjalanan pulang, kini hanya aku dan Wira yang mengobrol santai sembari mengemil beberapa chiki snack. Tepat ketika kami sudah depan rumah Om Hasrul dan Tante Rita, seketika hujan deras turun tanpa henti.

"Astaga, hujannya kok tiba-tiba langsung deres banget ya? Padahal bentar lagi sampai," cetus Wira yang sesekali memperhatikan langit dibanding jalan.

"Ya mau gimana lagi Wir, nasi udah jadi bubur, cerah udah jadi mendung hujan ahaha," kataku yang sedang melawak namun tak lucu bagi Wira sehingga dia tidak tertawa sedikit pun.

"Aneh loh, padahal di The Weather hari ini dan jam segini tuh cerah dan enggak akan turun hujan sama sekali," ujar herannya.

Dan sekarang kami sudah sampai dirumahku.

"Mungkin ada kesalahan server buktinya ini turun hujan, kenapa sih percaya sama aplikasi penunjuk hujan segala," kataku yang kemudian mencari payung untuk turun dari mobil.

"Udah, Kia biar aku aja yang gendong kamu langsung masuk duluan," saut Wira.

"Masa Kia hujan-hujanan, biar aku payungin aja," kataku membantah.

Kami sampai di rumahku sekitar jam setengah empat sore, dan hujan terus berlanjut hingga jam tujuh malam tanpa adanya jeda. Entah mengapa, tapi ini begitu mengherankan, sewaktu perjalanan tadi langit begitu cerah dan tak terlihat adanya awan gelap, tapi saat mendekati rumah tiba-tiba saja hujan deras.

Sebenarnya yang dibilang Wira ada benarnya juga, hujan ini begitu mengherankan karena tidak biasanya hujan deras tiba-tiba seperti ini. "Apa ada yang membuat hujan buatan?" entahlah, hanya itu yang ada dipikiranku.

Yang namanya manusia pasti ada rasa lapar dan lelah, jadi karena sudah lelah akan hari ini, aku menuju dapur untuk memasak sesuatu, untung saja saat diperjalanan kami singgah ketika di pasar pinggir jalan untuk membali ayam potong dan udang.

Untuk ayamnya akan aku suwir dan ditumis dengan saos sambal yang menggoda, sementara itu aku membuat udang crispy serta sayur hijau sebagai tambahan pelengkap.

***

"Wira, makan dulu yuk," ajakku yang membawa semua lauk dan nasi ke ruang tamu.

"Kia?" ujar Kia yang telah bangun dan merasa dirinya tak diajak.

"Iya Kia juga dong,"

"Ohya Wir, besok aku udah masuk kuliah jadi enggak bisa jaga Kia dulu ya," kataku menoleh sejenak ke arah pria itu.

"Iya enggak apa-apa, biasanya juga kalau kamu kuliah kan aku titip di Om Hasrul," kata Wira.

Putri IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang