18. Ceritaku Selesai

161 47 89
                                    

"Oh jadi gitu ya nek," kata Wira yang telah mendengarkan masa laluku dari awal sampai akhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh jadi gitu ya nek," kata Wira yang telah mendengarkan masa laluku dari awal sampai akhir.

"Kamu yang sabar ya Nar," lanjutnya membalik pandangan ke arahku.

"Iya Wira always kok," kataku.

Akhirnya Wira tahu mengenai diriku dengan kemampuan ini, dia tahu dari mana aku dapatkan dan kapan aku mendapatkannya.

Wira itu sama seperti Herland, selalu menemaniku di saat senang atau pun sedih, bahkan Wira sudah aku anggap seperti kakakku yang menggantikan kak Reon. Ya Wira memang bisa menjadi Herland dan kak Reon tapi dia tidak bisa menjadi Ayah dan Ibuku.

"Nenek pernah dapat ini di rumah kamu, ini punya kamu?" ujar Nenek membawa sebuah boneka.

"Itukan, i-iya Nek itu punya aku," kataku tersenyum.

Sambil memandangi boneka itu aku sedikit berpikir.
"Andai saja aku bisa bertemu Herland lagi untuk mengucapkan terima kasih, aku yakin sekarang aku tidak akan takut lagi melihat matanya, karena sekarang aku sudah terlatih untuk melihat berbagai jenis serupa," gumam batinku.

"Di sini ada kelupuk enggak ya?" saut Kia yang berjalan ke dapur.

"Aduh enggak ada cantik, Nenek belum beli," jawab Nenek gemas melihat Kia.

"Kita beli aja yuk, kak Nara temenin ke warung sebelah," kataku tidak ingin membuat Kia kecewa.

"Mau, mau, mau," ucapnya dengan girang.

Di jalan kami menikmati udara yang segar, sepertinya udara di desa ini tidak pernah berubah. Aku rindu dengan suasana lama di sini, saat aku masih seumuran Kia.

Warung yang kami tuju tidak lain dan tidak bukan adalah di rumah Ledy, yup kalian tahu Ledy kan? Kalau enggak tahu lebih baik kalian kembali membaca part tiga belas. Warung di rumah Ledy waktu dulu di jaga oleh ibunya - Tante Hajra, tidak tahu kalau sekarang.

"Belii, Kia mau beli kelupuk, ada olang enggak?" teriak Kia saat memasuki warung.

"Iya sebentar," terdengar suara pria dari dalam.

"Loh, Nara! Ya ampun ini Nara kan?" tanya Pria itu.

"Iya Om, udah lama banget ya enggak ketemu, sehat Om?" tanyaku menyapa hangat Om Kemal - Ayah Ledy.

"Alhamdulillah sehat, lagi liburan ya? Kalau enggak salah kamu udah empat tahun ya di kota," kata Om Kemal.

"Iya Om udah lama, ohya ini adik teman aku mau beli Om," ucapku.

"Eh iya-iya mau beli apa?"

"Kelupuk pedis ada enggak Om?"

"Ada dong, mau berapa?"

"Mm tiga aja deh,"

"Ya udah ini Om kasih lima, duanya lagi bonus ya," kata Om Kemal yang tidak larut dengan kebaikannya.

Putri IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang