Sugar Daddy... mungkin yang langsung terpintas di benak kalian adalah seorang pria yang memiliki banyak harta. Tapi tidak semua sugar Daddy adalah pria berumur dengan wajah seperti bapak-bapak.
Masih ada sugar Daddy yang berwajah tampan, manis, muda lagi. Terkadang seorang gadis biasa rela menjadi sugar baby untuk mendapatkan uang. Tapi bagaimana jika pada akhirnya jatuh cinta dengan sugar Daddy nya sendiri?
"Sayang... di mana dasi ku?" rengek seorang pria sambil memainkan ujung kemejanya yang belum dikancingnya. Seorang gadis berjalan mendekati pria itu lalu membalikkan badan pria itu.
"Kancingkan kemeja mu dan akan ku carikan dasi mu" saat gadis itu hendak berjalan menuju sebuah lemari kecil, dengan cepat pria itu menahan tangan gadis itu.
"Kancingkan kemeja ku~" dengan nada manja pria itu memohon pada gadis itu. Sang gadis menyubit gemas pipi pria itu.
"Baiklah" sang gadis mengancingkan satu persatu kancing kemeja pria itu. Tapi baru mengancingkan 2 kancing atas, perhatian gadis itu terpusatkan pada perut berotot pria itu.
"Hey... jangan menatapnya seperti itu... aku malu" ucap sang pria sambil menutupi perutnya. Sang gadis terkekeh lalu melanjutkan aktivitas mengancingkan kemeja pria itu.
Cup...
"I love you Chou Jihyo"
"I love you too Daddy Tzuyu"
Terlihat Tzuyu dengan pakaian jas lengkap, turun dari mobilnya. Semua mata tertuju pada ketampanan dan ekspresi dingin Tzuyu. Tapi tidak dengan Jihyo di sampingnya. Jihyo hanya memutar bola matanya malas karrna melihat kenarsisan Tzuyu di depannya.
Umur keduanya tidak jauh beda, hanya selisih 5 tahun.
"Ayolah Tzuyu, kenapa kamu jadi narsis begini?" tanya Jihyo itu sambil berjalan beriringan dengan Tzuyu. Tzuyu melepas kacamata hitamnya dan menatap Jihyo dari samping.
"Eits... call me Daddy, Jihyo"
"What?! Not now" protes Jihyo. Yang benar saja, jika dia memanggil Tzuyu dengan sebutan itu, bisa-bisa dia menjadi bahan julidan mahasiswi.
"No no no. Call me Daddy" kekeh Tzuyu hingga memberhentikan langkahnya dan menarik pelan tangan Jihyo agar mendekat.
Tzuyu mulai mengayun-ayunkan tangan Jihyo dan menatap Jihyo dengan penuh harap. Hey, kemana perginya pria dingin tadi? Jika sudah begini Jihyo lah yang menyerah. Dia tidak bisa menahan dirinya jika sudah melihat Tzuyu seperti ini.
"Hah... kamu menang, Daddy" Tzuyu langsung menunjukkan senyum kemenangannya dan merangkul pundak Jihyo untuk lanjut jalan.
"Lepaskan..."
"Tidak mau. Ini pertama kalinya aku mengantarmu kuliah. Jadi aku harus mengantarmu sampai masuk kelas"
"Aku bukan anak SD lagi...."
"Kamu memang bukan anak SD tapi bayi kecil ku" dengan iseng, Tzuyu menguyel-uyel pipi tembem Jihyo.
"Terserah"
Keduanya sampai di depan kelas Jihyo, Tzuyu mulai bertingkah seperti anak ayam. Dia tidak mau jauh-jauh dari Jihyo, sebucin itukah?
"Kamu izin aja ya hari ini.. temenin aku di kantor aja ya..." rengek Tzuyu sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ini bukan pertama kalinya aku dan kamu berjauhan"
"Tapi aku enggak mau kamu kuliah hari ini..."
"Kalau aku sering absen, bisa-bisa aku di DO dari kampus. Trus aku enggak bisa jadi sarjana, kamu mau?"
"Enggak, aku enggak mau kamu di DO"