"Dengar tidak?!" teriak tegas seorang pria kepada para siswa dan siswi kelas 10 serta 11.
"Siap, dengar Kak!!" jawab kami seremoam. Aku bersama 100 siswa lainnya dalam satu lapangan itu.
"Setelah ini kalian bawa barang-barang kalian ke kelas yang akan kalian tempati selama semalam bersama regu kalian. Untuk regu Perintis putri 10, ikuti Kak Mina untuk menuju kelas 12 IPS. Sisanya ikut ke kakak pembimbing masing-masing"
"Siap Kak" balas tegas regu ku lalu mengangkat tas-tas kami untuk mengikuti arahan pria tadi.
Ku bawa barang-barang ku sambil celingukkan mencari Kak Mina. "Di mana dia? Kok tidak keliatan" gumam ku. Sedetik kemudian aku menyadari kalau ia sudah berada di depan kelas 12 IPS.
"Ayo masuk! Lambat sekali" ucapnya dengan tegas. Bahkan kurasa selama 2 hari berada disini, bisa-bisa aku tuli karena mendengar suara keras para pembimbing.
Aku sedikit berlari dan lantas menaruh tas ku ke dekat papan. "Kalian silahkan siapkan sendiri kelas ini agar kalian bisa tidur dengan nyaman. Tidak ada yang boleh tidur di atas meja atau kursi. Cepat lakukan dalam waktu 30 menit" ucapnya.
"Siap Kak" balas serempak kami.
"Dan untuk kamu, ikut Kakak ke ruang BK" ucapnya sambil menunjuk ku lalu berlalu pergi dengan kamera di tangannya.
Aku berjalan mengikuti. Sesekali ku lihat ia berhenti untuk memotret jalannya kegiatan menata kelas. "A~ aku lupa kalau dia bagian dokumentasi"
Aku masuk ke dalam ruang BK. Suasana sepi terasa. Tidak seperti saat berada di luar ruang BK tadi. Aku duduk di atas sofa dan menunggunya masuk.
Suara pintu digeser membuat lamunan ku buyar. Ia masuk ke dalam ruang BK dan meletakkan kameranya di atas meja dihadapan ku. Ia duduk di sebelah ku dan langsung meletakkan tangannya ke atas dahi ku.
"Masih panas. Kenapa tidak izin saja?"
"Kak, kamu tahukan kalau aku sudah menunggu kemah ini dari lama. Jangan cegah aku"
Aku dapat mendengar ia menghela nafas karena betapa keras kepalanya diriku. Aku tahu itu.
"Bagaimana jika kamu pingsan? Acara akan berlangsung dari jam 1 siang hingga jam 11 malam. Hanya ada 2 kali istirahat. Hanya 3 jam dari 10 jam kegiatan. Ditambah nanti ada latihan baris berbaris. Kamu kuat?"
"Aku kuat. Lihat saja, aku tidak akan pingsan sampai acara pentas seni nanti. Aku janji" Mina mengangguk pelan lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong roknya.
"Minum obat ini setelah makan. Aku tidak bisa terus memantau mu karena aku adalah panitia. Waktu ku sebagian besar habis di persiapan acara"
"Iya, aku tahu. Terima kasih sudah membawa obat ku. Aku akan kembali ke kelas untuk menata barang-barang ku. Sampai jumpa saat api unggun?" ucap ku sambil berdiri dari duduk.
"Iya, api unggun. Di lantai 2. Mengerti?" aku mengangguk lalu berjalan keluar dari ruang BK.
Aku berjalan sambil melihat para panitia berlalu lalang serta suara peluit yang terdengar 2 kali. Itu pertanda bahwa seluruh peserta kemah diharuskan berkumpul. Segera aku mencari barisan regu ku.
"Dari masa saja kau?" tanya teman ku yang berdiri di hadapan ku.
"Dari ruang BK. Aku meminta obat di Kak Mina"
"Kau sakit?" tanya nya sambil sedikit berbalik.
"Tidak. Hanya untuk berjaga-jaga" ku balik badannya sebelum ketahuan pembimbing bahwa kita berbicara saat sang pembina memberikan sambutan.
.