13) Memoria

171 14 1
                                    

Semua yang terjadi di masa lalu adalah sebuah kenangan. Entah itu kenangan buruk, pahit, senang, ataupun sedih. Walau kadang kita berusaha untuk melupakan atau bahkan terlupakan, semua itu tetap saja kenangan.

Kadang di balik kenangan itu semua, terdapat penyesalan yang telat kita sadari. Mungkin kita belum menyadari tapi suatu saat pasti menyadarinya.

Mungkin...

Cup...

"Tidur yang nyenyak ya sayang... maafin papa enggak bisa jaga kamu baik-baik" gumam seorang pria setelah mengecup tulus dahi panas putrinya. Memberikan elusan lembut di rambut sang putri.

"Maafin papa... papa enggak tau kalau kamu sakit... maafin papa ya" sang pria mengeluarkan air matanya hingga jatuh ke pipi mulus sang putri. Sang putri membuka matanya perlahan dan menatap ayah tersayang nya.

"Jangan nangis pa... aku enggak apa-apa. Cuma panas doang, besok juga sembuh" sang putri menghapus air mata ayahnya. Tangan mungil itu menyeka air mata ayahnya.

"Seharusnya papa enggak pergi tadi pagi..." lirih sang pria.

"Kalau papa enggak pergi... papa bisa-bisa kehilangan kesempatan itu"

"Makasih ya sayang. Kamu tidur lagi ya... kamu harus istirahat"

"Iya pa. Selamat malam"

Cup...

Sang putri memberikan kecupan manis di pipi kanan ayahnya.

"Selamat malam sayang"

Sang pria beranjak dari ranjang sang putri lalu perlahan keluar dari kamar putrinya. Suasana gelap langsung terlihat begitu ia keluar dari kamar sang putri. Berjalan pelan ke arah dapur lalu mengambil 1 kaleng soda dari dalam kulkas.

Berjalan menuju ruang tengah, menyalakan televisi lalu mencari sebuah video yang disimpan di dalam sebuah flashdisk yang disambungkan ke televisi. Setelah menemukan video yang dimaksud, pria itu duduk di sofa dan mulai menonton video itu.

Di dalam video itu, terlihat seorang wanita yang sedang membenahi posisi kamera. Setelah merasa benar, sang wanita berjalan mundur 2 langkah. Dapat di lihat senyum manis tercipta di wajah ayunya namun tersirat juga nampak sebuah kesedihan di wajahnya.

"Hi!! Yoo Jeongyeon. Apa kabar? Sudah 2 hari sejak kita bercerai. Maafkan aku jika aku pernah berbuat salah"

"Tidak, kamu tidak pernah berbuat salah" gumam Jeongyeon.

"Aku ingin mengatakan sesuatu. Aku hamil, hamil anak kita. Lihatlah hasilnya positif" sang wanita tersenyum senang sambil menunjukan testpack yang menunjukan 2 garis berwarna biru.

"Apakah kamu senang? Aku sangat senang, senang sekali. Maaf baru memberi tau mu setelah kita bercerai. Aku ingin membuat sebuah video selama kehamilan ku. Aku ingin menunjukannya ke kamu suatu saat nanti jika kita bertemu lagi" sang wanita mulai mengeluarkan tetesan air mata.

"Tidak lagi Nayeon" ingin sekali Jeongyeon menghapus air mata Nayeon tapi apa dayanya.

"Aku akan menjaganya dengan baik dan... ketika lahir, aku akan mempertemukan dia dengan ayahnya"

Layar menjadi hitam dengan tulisan '5 bulan kemudian...' di tengahnya. Terlihat Nayeon berdiri di depan kamera dengan pakaian berwarna putih, perutnya pun sudah terlihat membesar.

"Hi... aku baru saja pulang dari dokter. Dokter sudah mengatakan jenis kelamin anak kita tapi aku tidak akan mengatakannya padamu hahahaha... tidak tidak aku bercanda. Aku akan mengatakannya saat sudah lahir hehehe" Nayeon menunjukan deretan giginya. Senyum manisnya daritadi tidak pernah luntur dari pandangan Jeongyeon.

ONESHOOT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang