"Kamu mau kemana berpakaian rapi seperti itu?" tanya Jihyo saat Tzuyu keluar kamar dengan pakaian rapi. Jarang sekali suaminya berpakaian rapi seperti itu.
"Ini, Sana mengundangku makan malam. Ya makan malam biasa. Bersama temen-temen yang lain kok"
"Aku ikut ya"
"Mau ikut?" tanya Tzuyu. Jihyo menganggukkan kepalanya. "Baiklah, bersiaplah. Aku akan menunggu mu" Jihyo langsung berlari masuk ke dalam kamar.
Tzuyu terkekeh pelan melihatnya. "Dengaren Jihyo mau ikut. Biasanya dia memilih netflix daripada ikut suaminya" gumam Tzuyu lalu duduk di sofa ruang tengah itu.
Tak berselang lama Jihyo keluar dengan dress biru tuanya. "Ayo. Aku sudah siap" ucap Jihyo membuat Tzuyu menoleh ke arahnya. "Kenapa? Apa aku tidak cocok?" bingung Jihyo saat Tzuyu menatap lekat ke arahnya.
"Tidak. Kamu sempurna" Tzuyu segera bangkit dan berjalan mendekati Jihyo. Kecupan kilas Tzuyu berikan di bibir Jihyo. "Aku jadi ga mau datang ke sana"
"Kenapa? Mereka kan teman mu"
"Memang. Tapi aku tidak mau mereka melihat kecantikan mu. Aku tidak mau membaginya" wajah Jihyo merona seketika. Pukulan kecil ia daratkan di dada Tzuyu.
"Berhenti menggoda ku. Ayo berangkat sekarang"
."Tzuyu!!" pekik Sana sambil menghamburkan pelukan ke Tzuyu. "Ku kira kau tidak datang"
"Ekhem" dehem Jihyo membuat Sana melepas pelukannya.
Tzuyu melingkarkan tangannya ke pinggang Jihyo. "Sana, kenalkan ini Jihyo. Dia istri ku. Maaf tak mengundang mu"
Jihyo mengulurkan tangannya dan mulai berjabat tangan dengan Sana. Keduanya saling berkenalan.
"Tzuyu, ku antar kau ke meja mu" ucap Sana sambil menarik pelan tangan Tzuyu.
"Ini bukan perasaan ku doang, kan?" batin Jihyo yang masih terdiam di tempat.
Sudah beberapa kali Sana mengadakan makan malam dan selalu mengundang Tzuyu. Tentu Jihyo mengikut Tzuyu di setiap undangan makan malam. Setiap itu pula Jihyo menyadari sesuatu yang aneh pada Sana.
"Aku yakin kalau Sana menyukai Tzuyu" gumam Jihyo saat untuk kesekian kalinya dia melihat Sana nampak bermanja pada Tzuyu. "Dan bodohnya suami ku. Dia tampak tak memahami itu. Dasar tidak peka" kesal Jihyo dan memilih keluar dari ruangan itu guna mencari angin.
Ia membeli sekaleng soda dan membawanya menuju taman yag masih berada di kawasan ruangan itu. "Hah~ aku tidak akan lagi mengizinkan Tzuyu datang ke pesta milik Sana. Bisa-bisa suami ku diembat sama dia" ucapnya lalu meminum minumannya.
1 bulan semenjak terakhir kali Sana mengadakan pesta, kini gadis itu mengadakan pesta lagi.
"Kamu mau kemana?" tanya Jihyo pada Tzuyu yang sudah rapi.
"Sana mengundangku untuk ke pestanya" Jihyo langsung mematikan televisi dan berjalan mendekati Tzuyu. "Kenapa?"
"Kamu tidak boleh pergi. Batalkan janji mu itu"
"Tidak bisa, sayang. Janji harus di tepati"
"Aku tidak mau tahu, kamu tidak boleh datang ke pesta itu. Batalkan janji mu pada Sana"
"Kenapa sih? Lagipula itu seperti acara yang biasa Sana adakan. Kamu tahukan"
"Dasar ga peka. Kamu ga sadar apapun?"
"Sadar apa? Jelaskan padaku"
"Semua perilakunya, cara dia memeluk mu, cara dia menatap mu, dan cara dia berbicara dengan mu"
"Maksud mu?"
"Dia menyukai mu, Tzuyu"
"Ha?" Tzuyu nampak terkejut lalu sedetik kemudian terkekeh pelan. "Kamu sedang cemburu?"
Jihyo mengeram kesal. "Tidak!! Ini semua tentang Sana. Aku tidak sedang memberi kode kalau aku cemburu" ucap Jihyo. "Dia selalu memeluk mu setiap bertemu. Selalu menunjukkan tatapan menginginkan mu. Aku itu wanita, aku paham semua itu. Perilakunya sangat jelas menunjukkan kalau dia mencintai mu. Kamu masih tidak paham juga?"
Tzuyu terdiam. "Tapi janji ku..."
"Kamu pilih janji mu atau aku" tawar Jihyo sambil melepas kancing piyamanya. "For your information, bulanan ku sudah selesai. Aku tidak akan memberi mu penawaran untuk kedua kalinya. Jika dalam hitungan ke tiga kamu belum memutuskannya, pergi sana ke pesta Sana"
"Satu..."
"Dua..."
"Ti-mph" Tzuyu langsung menyambar bibir istrinya itu. Ia menarik pinggang Jihyo dengan tangan kirinya dan tangan kanannya merogoh kantong celananya untuk mengambil ponsel.
Tzuyu melepas ciumanya dan nampak menelpon seseorang. Jihyo tersenyum melihatnya.
📞Hal-
"Sana-ya. Aku tidak bisa datang ke pesta mu. Ada sesuatu yang harus Jihyo tuntaskan sekarang juga. Jadi bye"
Tzuyu mematikan sambungan telepon itu dan melempar ponselnya ke atas sofa.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, sayang" ucap Tzuyu lalu kembali mencium Jihyo dan membawa istrinya kembali ke kamar.