Pernikahan adalah hal yang sakral. Orang-orang berharap pernikahannya sekarang atau nanti hanyalah sekali seumur hidup. Oleh karena itu, kita harus benar-benar memilih pasangan hidup kita dan menjalani hubungan sakral itu untuk pertama dan terakhir.
Pernikahan selalu dikaitkan dengan cinta. Bagaimana bisa kita menikahi orang yang tidak kita cintai? Semua orang ingin menikah dengan orang yang ia cintai.
Begitu juga dalam situasi ini...
"Mempelai wanita, silahkan mengucapkan janji pernikahan anda" ucap pendeta di tengah keheningan. Sang mempelai wanita dengan ragu menaruh kedua telapak tangannya di atas Alkitab.
Sang mempelai pria menunggu sang mempelai wanita untuk mengucap janjinya. Dia ingin cepat-cepat wanita di depannya menjadi pasangannya walaupun dengan sedikit memaksa sang wanita.
"Mempelai wanita, silahkan ucapkan janji anda" ucap pendeta lagi. Sang wanita memperhatikan sekitar, sang ibu menatap tajam ke arahnya.
"Cepat ucapkan janji pernikahan mu" peringat sang ibu tanpa mengeluarkan suara.
Sang wanita memejamkan mata lalu membukanya lagi. Dengan yakin dia menarik tangannya dari atas Alkitab dan langsung berlari turun dari altar.
Sang wanita juga menarik tangan seorang pria dan lari secepatnya keluar dari Gereja.
"SIAPAPUN HENTIKAN DIA!!" teriak mempelai pria. Semua tamu undangan hanya diam menatap ke arah pintu Gereja. Ibu dari mempelai wanita pun langsung mengejar putrinya.
"Hey Myoui Mina, apa yang kau lakukan?" tanya pria yang tadi ditarik oleh Mina.
"Cepatlah Kim Dahyun. Kau lari lama sekali" langsung Dahyun mengangkat tubuh Mina dan berlari lebih kencang, menjauh dari halaman Gereja.
Dahyun memasuki sebuah gang kecil yang di mana di ujung gang kecil itu terdapat mobil yang tidak sengaja ia parkir di sana karena lahan parkir yang sudah penuh. Semua orang yang mengejar mereka tadi terus berlari tanpa mengetahui bahwa keduanya memasuki gang dekat situ.
Dahyun langsung memasukan Mina ke dalam mobil lalu dirinya pun masuk ke dalam mobil.
"Hah... hah... hah..." Dahyun menarik nafasnya banyak-banyak.
"Kenapa dress mu berat sekali? Apakah kau tidak meresa berat?"
"Ya mana aku tau. Aku tidak memilih dress ini" jawab Mina sambil menyenderkan kepalanya ke bahu kanan Dahyun.
"Kenapa kau lari dari pemberkatan mu? Dan kenapa kau menarik ku keluar? Kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa"
"Siapa bilang kita tidak memiliki hubungan lagi? Aku ataupun dirimu tidak pernah mengatakan kata putus bukan?"
"Tapi dengan kau mengirimi ku undangan pernikahan, secara tersirat kau memutuskan hubungan di antara kita" Mina hanya diam. Dia ingat hari di mana dia memberikan undangan pernikahan ke Dahyun.
"Ya kan, kau tidak menjawabnya"
"Hah begini Kim Dahyun. Aku terpaksa memberikan undangan itu ke dirimu, aku terpaksa menikahi pria sialan itu. Aku hanya mencintaimu, bukan siapapun" ucap Mina sambil menatap mata Dahyun. Dahyun tersenyum kilas lalu mengecup bibir Mina.
Cup...
"Kau hanya milikku, bukan milik siapapun. Camkan itu!" Mina tersenyum lalu memeluk erat tubuh Dahyun. Dahyun mulai melajukan mobilnya, menjauh dari kawasan Gereja tadi.
Mina begitu berani menentang ibunya bukan hanya semata-mata hanya mencintai Dahyun. Dia tau tabiat asli pria yang akan menikahinya. Mina sudah meminta temannya untuk mencari tahu latar belakang pria itu. Besok dia akan memberikan semua bukti kejahatan pria itu.