15) Dormitory

203 21 0
                                    

"Panggil semua anggota kamar 112 sekarang!!" tegas seorang wanita kepada asistennya yang sudah gemetar ketakutan dan telapak tangannya sudah berkeringat dingin hingga kertas yang ia bawa menjadi basah.

"B-baik Nona" sang asisten langsung bergegas keluar ruangan itu. Sang wanita menghela nafas pelan lalu menghisap rokoknya dan menghembuskan asap dari mulutnya.

"Hah... gadis itu berulah lagi. Kali ini aku tidak akan melepaskannya untuk ketiga kalinya" gumam sang wanita sambil menampilkan smirk yang cukup mengerikan.

Tok tok tok

"MASUK!!"

"Permisi Nona Dahyun" sapa 4 orang gadis yang sudah berjejer rapi di hadapan Dahyun. Dahyun mematikan rokoknya lalu mengambil rotan andalannya.

"Kalian tahu kesalahan kalian?" keempatnya menggelengkan kepala. Dahyun terkekeh lalu berjalan pelan mengelilingi keempatnya.

"Baiklah, akan saya beri tahu. Pertama, Nayeon. Kamu melanggar peraturan untuk dilarang memasak. Kedua, Momo. Kamu bekerja sama dengan anak kamar 114 untuk membuat kericuhan saat malam tahun baru. Ketiga, Tzuyu. Kamu telat absen malam dan menyembunyikan pacar mu di lantai 4. Dan terakhir, Sana. Saya memiliki banyak catatan atas nama mu" jelas Dahyun dengan nada tegas.

"M-maafkan kami Nona. Kami tidak akan mengulanginya lagi" mohon keempatnya.

"Bagus, kalian memang seharusnya tidak mengulanginya lagi. Namun, setiap perbuatan pasti ada konsekuensinya. Kalian bertiga, bersihkan kamar mandi selama 1 bulan" tegas Dahyun sambil menunjuk Nayeon, Momo, dan Tzuyu.

"Lalu kamu, Sana. Saya akan memberikan hukuman tersendiri untuk mu. Kalian boleh pergi"

"B-baik Nona" ketiganya langsung bergegas keluar meninggalkan Sana yang berdiri gemetar di situ.

Dahyun meletakkan rotannya di atas meja lalu berjalan menuju pintu. Mengunci pintu agar tidak sembarang orang bisa masuk. Setelah itu, dia berjalan ke arah belakang tubuh Sana. Sana menelan ludahnya kasar dan bulu kuduknya berdiri seketika.

Dahyun melayangkan kedua tangannya agar bertumpu ke kedua pundak Sana. Sana tersentak kaget, tubuhnya menegang. "Santai sayang~ tidak perlu tegang begitu"

"Kamu mengejutkan ku" cicit Sana membuat Dahyun terkekeh. Dahyun menarik tangan Sana dan mendudukkan gadis itu di kursi besarnya. Dahyun duduk di atas pangkuan Sana dan melingkarkan tangannya ke leher Sana.

"Kamu melakukan banyak kesalahan, kamu tahu itu? Pertama, kemarin malam kenapa kamu baru kembali ke asrama pukul 10 malam? Aku tau Tuan Yoon membantu mu masuk ke dalam asrama. Jelaskan pada ku"

"Kemarin nenek ku berulang tahun. Nenek meminta ku untuk menemaninya selama beberapa jam. Dan saat perjalanan ke asrama, ada kumpulan mahasiswa yang berdemo dan membuat jalanan terhambat" jelas Sana sambil melingkarkan tangannya ke pinggang Dahyun

"Kenapa tidak mengajak ku? Sudah lama aku tidak bertemu dengan nenek"

"Kamu itu direktur asrama, sayang. Kamu harus stay di asrama untuk memantau mahasiswi disini. Lagipula kamu banyak rapat hari ini. Jadi, aku tidak mau mengganggu mu. Lain kali ya?" Dahyun mengangguk pelan lalu menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Sana.

"Kedua, tadi siang aku melihat mu melakukan kencan buta bersama teman sekamar mu dan 4 mahasiswa dari universitas sebelah di cafe rainbow. Kenapa kamu ikut-ikut? Kamu mau cari pacar lagi? Ka-mmpphh" Sana membungkam mulut Dahyun dengan sebuah ciuman lembut. Dahyun terbuai oleh ciuman Sana hingga menarik kepala Sana agar memperdalam ciuman mereka. Selang beberapa menit, Sana melepas ciuman nya.

"Aku cuma melakukan janji ku pada Tzuyu. Aku juga menolak ajakan 'pasangan' kencan ku itu untuk pergi melihat konser musik. Lalu kenapa kamu tanya kalau aku mau cari pacar lagi? Pacar ku cuma kamu, tidak ada lagi" Dahyun tersenyum senang lalu menempelkan dahinya ke dahi Sana.

ONESHOOT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang