24) Make A Wish

87 12 0
                                    


Member TWICE diberikan jatah liburan untuk merayakan natal dan tahun baru bersama keluarga masing-masing. Tentu saja semua merasa senang. Tapi tidak untuk Jihyo. Ia terduduk lesu di kamarnya bahkan ia tidak menyadari kalau sang Eomma masuk ke dalam kamar.

"Sayang, kamu kenapa melamun hm?" tanya sang Eomma sambil duduk di samping Jihyo. "Kamu tidak menikmati liburan bersama Sejeong kemarin hm?"

"Bukan begitu. Aku menikmatinya. Hanya saja kekasih ku tidak memberiku kabar sejak kemarin malam. Tidak biasanya dia seperti itu"

"Jadi putri Eomma sedang dilanda kegalauan karena sang kekasih" ledek sang Eomma membuat Jihyo mendengus kesal. "Kenapa tidak mencoba menghubunginya duluan?"

"Sudah. Ponselnya seakan-akan tidak aktif"

"Teruslah berharap dia datang menemui mu untuk merayakan natal bersama"

"Kenapa Eomma tiba-tiba berkata seperti itu?"

"Entah, hanya feeling saja" jawab sang Eomma lalu berdiri.  "Eomma siapkan makan malam. Jangan lupa, malam ini kita akan ke Gereja"

"Iya Eomma"
.

Jam menunjuk pukul 9 malam. Jihyo berjalan keluar dari Gereja dengan mata fokus menatap ponsel. Ia masih berharap sang kekasih menelponnya untuk sekedar mengucapkan selamat hari natal karena beberapa jam lagi hari sudeh berganti.

Bukan telepon dari sang kekasih yang datang, tetapi malah telepon dari Chaeyoung.

"Hal-"

📞"Eonni, cepatlah kemari!!"

"Ada apa? Terjadi sesuatu?"
panik Jihyo.

📞"Eonni, Tzuyu masuk ke rumah sakit"

"Apa? Aku segera ke sana"
Jihyo memutus sambungan telepon dan berlari menyusul keluarganya.

"Eomma Appa, aku ke rumah sakit duluan. Tzuyu masuk ke rumah sakit"

"Loh bukannya dia ada di Taiwan?"

"Entah. Kalau gitu aku akan naik taksi" ucap Jihyo sambil berancang-ancang pergi.

"Pakai mobil. Biar kami pulang pakai taksi" cegah sang Appa sambil menyerahkan kunci mobil. "Cepat susul Tzuyu" sela sang Appa saat Jihyo hendak protes.

Jihyo mengangguk dan berlari menuju parkiran.

Jihyo mengendarai mobilnya menuju rumah sakit dengan kecepatan cukup tinggi. Ia begitu panik mendengar kabar kalau sang kekasih masuk ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, ia melihat Chaeyoung dan Mina berdiri di lobby rumah sakit.

"Di mana Tzuyu?"

"Tzuyu meminta untuk rawat jalan. Dia sudah berada di apartement nya" jawab Chaeyoung lalu mengeluarkan secarik kertas. "Ini alamatnya, Eonni"

"Apa dia sendirian?"

"Iya. Susul dia" suruh Mina. Jihyo mengangguk dan kembali berlari menuju parkiran. "Aku berani bertaruh kalau Tzuyu akan langsung kena semprot Jihyo.

"Astaga Tzuyu. Baru juga datang kok ya sudah bikin panik" gumam Jihyo sambil berkendara menuju alamat yang Chaeyoung berikan. Setibanya di gedung apartement, Jihyo langsung menuju lantai di mana unit milik Tzuyu berada.

Setelah menemukan nomor yang tepat, Jihyo mengetuk pintu itu. "Tunggu sebentar!!" sahut dari dalam. Tak lama seseorang membuka pintu itu. "Jihyo Eonni?"

Jihuo menyerobot masuk lalu menutup pintu. "Kenapa tangan mu ini? Kenapa sampai harus di gips?" Jihyo langsung mencerca Tzuyu dengan pertanyaan.

"Calm down, Eonni. Kita duduk dulu" Tzuyu menggandeng tangan Jihyo untuk duduk di sofa ruang tengah. "Mau min-"

"Aku tidak butuh apapun. Aku hanya butuh penjelasan mu. Kenapa tangan kiri mu di gips seperti ini"

"A- ini. Tadi saat turun dari pesawat. Tak sengaja aku terjatuh dan reflek tangan kiri menahan. Ternyata tangan kiri ku tidak kuat dan membuatnya terkilir. Kata dokter sudah tidak apa-apa tapi tidak boleh digunakan untuk melakukan aktivitas seperti biasa.

Jihyo menghela nafas lalu memijat pelipisnya. "Eonni... mianhae" ucap Tzuyu sambil menunduk. "Mian membuat mu panik"

"Gwaenchana, aku tidak marah" balas Jihyo namun Tzuyu masih saja menunduk. Jihyo mendongakkan kepala Tzuyu. "Bukan pertemuan seperti ini yang ku inginkan di malam natal bersama mu"

"Kenapa kamu pulang lebih awal?" tanya Jihyo berusaha mengalihkan pembicaraan.

"A~ itu, karena aku merindukan mu, Eonni"

"Aku?"

Tzuyu mengangguk. "Aku merindukan kekasih ku yang lucu ini. Bagaimana bisa aku berlama-lama meninggalkan mu kalau setiap hari Eomma cerita kalau kamu membuat harapan untuk bisa merayakan natal bersama ku, hanya kita berdua"

Pipi Jihyo memerah padam. "Eomma!!" teriak batin Jihyo. "Eo-eomma cerita semuanya?" Tzuyu mengangguk. "Eomma memang tak bisa jaga rahasia" gumam pelan Jihyo yang bisa di dengar oleh Tzuyu.

"Oleh karena itu aku memilih untuk bertemu dengan mu di apartement ini" ucap Tzuyu lalu menarik Jihyo untuk duduk dipangkuannya.

Jihyo menurut dan duduk di atas pangkuan Tzuyu. Gadis Chou itu langsung melingkarkan tangan kanannya ke pinggang Jihyo. "Aku merindukan harum khas mu, Eonni"

Jihyo mengusap rambut Tzuyu. "Kamu pasti lelah setelah perjalanan tadi. Istirahatlah"

"Aku akan istirahat kalau Eonni menemani ku"

Jihyo sedikit menimbang. "Baiklah. Ayo ke kamar mu" suruh Jihyo sambil berdiri. Tzuyu langsung berjalan cepat menuju kamar dan membuat Jihyo terkekeh melihatnya. "Ada-ada saja"

Jihyo masuk ke dalam kamar dan melihat Tzuyu sudah siap berbaring di atas kasur. Jihyo melepas mantelnya dan bergerak masuk ke dalam selimut yang sama dengan Tzuyu.

"Eonni tidak mau memeluk ku? Aku tidak bisa memeluk mu karena gips ini"

Jihyo tersenyum tipis dan bergerak memeluk Tzuyu. "Aku sangat merindukan mu, Tzuyu-ya"

"Aku juga Eonni"

"Happy Christmas Day and I love you"

"Happy Christmas Day and I love you too"

ONESHOOT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang