Suasana malam menyambut. Jihyo membuka jendela kamarnya guna menunggu seseorang. Bintang dan bulan tak luput dari pandangannya sembari menunggu.
"Sudah jam 11" gumam Jihyo setelah melirik jam digital yang ada di meja kerjanya. Tiba-tiba seekor kelelawar masuk. Jihyo melebarkan senyumannya lalu menutup jendelanya.
Dalam waktu cepat, kelelawar itu berubah menjadi sesosok gadis cantik. "Hai sayang" sapanya. Jihyo langsung menghamburkan pelukan kepada kekasihnya itu. "Merindukan ku?"
"Selalu. Kau tahu itu kan?" sang kekasih terkekeh pelan. Jihyo melepas pelukannya. "Luka apa ini?" tanya Jihyo saat melihat sebuah goresan di leher sang kekasih.
"Eoh?" sang kekasih meraba lukanya. "A~ mungkin saat perjalanan kemari, aku tidak sengaja menabrak ranting pohon. Ini akan sembuh dengan waktu cepat kok"
Jihyo berjalan mengambil sebuah plester dari dalam lacinya. "Duduk" suruhnya. Sang kekasih menurutinya dengan duduk di atas kasur Jihyo. Gadis itu dengan fokus memasang plester di leher sang kekasih. "Lain kali berhati-hatilah, Tzuyu"
Tzuyu melebarkan senyumannya. "Iya. Akan ku ingat pesan mu" Tzuyu menepuk pahanya agar Jihyo duduk di atas pangkuannya. Jihyo naik ke atas pangkuan Tzuyu dan langsung memeluk erat tubuh Tzuyu yang terasa sedikit dingin itu.
"Tzuyu..."
"Iya?" suara lembut nan pelan Tzuyu masuk ke dalam indra pendengaran Jihyo.
"Aku ingin hidup selamanya dengan mu"
"Selamanya?"
"Iya. Kamu sudah berumur ratusan tahun tanpa siapapun dan aku ingin menemani mu. Selamanya menemani mu" ucap Jihyo lalu menjauhkan kepalanya dari leher Tzuyu dan menatap lekat ke arah Tzuyu. "Jadi gigit aku sekarang"
Raut wajah Tzuyu nampak berubah. "Sayang, kenapa terburu-buru hm? Kamu pasti ingin menikmati hidupmu sebagai manusia seutuhnya. Setelah aku mengigit mu nanti, kamu akan sama seperti ku. Kamu tahukan kelemahan ku apa. Kamu akan susah beraktivitas di siang hari" jelas Tzuyu. "Aku juga akan tetap hidup menemani mu"
"Memang. Tapi semakin lama aku semakin tua sedangkan kamu tidak. Aku tidak mau meninggalkan mu saat umurku tua. Ku mohon. Kabulkan permintaan ku kali ini saja"
"Tapi kamu belum bisa tinggal bersama ku karena ada konflik di kastil ku. Sementara ini aku akan menyembunyikan mu disini dan jangan biarkan kelelawar lain masuk ataupun membiarkan jendela mu dalam keadaan terbuka saat malam. Hanya aku kelelawar yang memiliki bercak emas di ujung sayapku. Ingat itu"
Jihyo menganggu dengan senyum lebar. Ia merasa kalau Tzuyu aka menuruti permintaannya. "Iya. Aku mengerti"
Tzuyu sedikit membenahi posisi duduk Jihyo. "Cakar leher ku atau remat pundak ku jika merasa sakit" Jihyo mengangguk sambil memejamkan mata. Tzuyu mengeluarkan 2 taringnya dan mulai menancapkannya di leher Jihyo.
"ARGH!!"
.Jihyo terbangun dari pingsannya. Ia mengedarkan pandangannya. "Tzuyu!!"
"Iya sayang?" ucap Tzuyu yang berdiri di langit-langit kamar Jihyo. Gadis itu berjalan turun dan kembali ke posisi normal. "Kenapa hm?" tanya Tzuyu sambil duduk di samping Jihyo.
"Jam berapa sekarang?"
"Jam 11 siang. Karena itu aku menutup tirai mu untuk mencegah sinar matahari masuk" jawab Tzuyu. "Kamu ada kegiatan?"
Jihyo mengangguk. "Aku harus mengecek proses pembangunan proyek rumah sakit yang ku kerjakan"
"Lapangan?" Jihyo kembali mengangguk. "Ku temani. Kamu harus selalu berada di bawah payung. Kamu tidak lupa akan apa yang terjadi tadi malam kan?"