14) Friends Become Friends For Life

218 12 0
                                    

"Perlu ku katakan berapa kali agar kau sadar bahwa dia bersalah?! Kau tidak bisa menyangkalnya kalau suami mu lah yang melakukan ini semua!! Semua bukti terpampang jelas" ucap seorang pria dengan penuh emosi sambil menunjukkan kertas-kertas berisikan bukti-bukti.

"Itu tidak benar Yoo Jeongyeon!! Jinyoung pasti dijebak!!" bantah temannya yang tak kalah emosi dengan air mata yang mengucur deras.

"Dijebak?! Hahaha kau yang dijebak Im Nayeon!! Kau dibutakan oleh rasa cinta mu hingga kau tidak menyadari bahwa kasus pembunuhan yang selama ini kita kerjakan, pelakunya ada di depan mata!! Jelas kau tidak punya rasa curiga sedikit pun pada dia karena ia suami mu!! Gimana kalau dia orang lain? Kau pasti mencurigainya karena gerak-gerik pelaku sangatlah identik" Nayeon diam. Dia tidak bisa lagi membohongi dirinya. Tangisnya semakin menjadi-jadi. Jeongyeon yang tak tega pun memeluk tubuh bergetar Nayeon.

"Nay... aku tahu kau sangat mencintainya. Tapi kita tidak bisa menyangkal kalau ia pembunuhnya. Aku awalnya tidak mau mencurigai suami sahabatku sendiri namun lama kelamaan rasa curiga muncul seiring bukti-bukti mulai muncul. Aku sudah menangkapnya. Dia sedang di mintai penjelasannya oleh Dahyun. Jika kau tidak mau ke ruang interogasi, aku akan pergi sendiri"

"Aku ikut. Bagaimana pun ini tugas ku, aku tidak boleh memandang siapa pelakunya baik itu keluarga atau orang asing. Ayo ke sana" Jeongyeon dengan cepat menahan tangan Nayeon.

"Kau yakin? Komisaris tidak hadir hari ini. Jadi kau bi-"

"Aku yakin. Cepatlah"

Keduanya berjalan beriringan menuju ruang interogasi. Jeongyeon sedari tadi berusaha menahan diri agar rona merah tidak muncul di kedua pipinya. Hal itu disebabkan karena tangannya yang digandeng oleh Nayeon.

"Jangan baper... jangan baper" batin Jeongyeon.

Keduanya sampai di ruang interogasi dan melihat wajah Dahyun yang sudah memerah marah. "Sialan!! Kau tidak mau buka mulut?! Kau bisu?!" amuk Dahyun sambil memegang leher belakangnya.

"Hyun, biar kita yang membuatnya buka mulut. Kau bisa beristirahat dulu, jangan sampai darah tinggi mu kumat. Sana menunggu mu di mejamu" Dahyun mengangguk pelan lalu keluar ruang interogasi.

Jeongyeon dan Nayeon duduk berhadap-hadapan dengan Jinyoung yang kedua tangannya di borgol. "Jadi singkat saja, kau buang kemana semua mayat korban-korban mu?" tanya Jeongyeon berusaha menahan diri untuk tidak memukul wajah Jinyoung.

"Korban-korban apa? Aku tidak melakukan apapun"

"Cih sok bersih. Momo bawa laporan itu ke sini" teriak Jeongyeon. Momo pun masuk dan memberikan beberapa kertas lalu pergi keluar.

"Fyuh sungguh banyak bukan? Biar ku bacakan satu-satu dan ingat baik-baik!!" Jinyoung hanya memandang remeh. "Baiklah, korban pertama di tahun 2017. Seorang wanita bernama Jeong Yumin ditemukan tak bernyawa di bawah jembatan. Jeong Yumin adalah selingkuhanmu. Ditemukan beberapa zat yang jika tercampur akan menjadi senyawa yang berbahaya dan mematikan"

"Korban kedua di tahun 2017 akhir. Seorang pria bernama Han Minkoo ditemukan tak bernyawa di apartement nya. Han Minkoo adalah rival di tempat kerja. Ditemukan setidaknya 6 luka tusukan di dada nya"

"Korban ketiga di tahun 2018. Seorang anak kecil bernama Koo Nayun ditemukan tak bernyawa di bawah pohon rindang tak jauh dari area parkir apartement mu. Koo Nayun adalah orang asing. Ditemukan luka pukulan benda tumpul di kepala belakangnya"

"Korban keempat di tahun 2018 akhir. Seorang wanita bernama Min Seolhi ditemukan tak bernyama di kamar hotelnya. Hubungan mu dengan Min Seolhi adalah rekan... rekan... hah aku benci mengatakannya, kalian rekan... seks. Ditemukan bekas lilitan di lehernya" Nayeon melotot saat mengetahui hubungan Jinyoung dengan 2 korban. Dia menatap tak percaya ke arah suaminya yang selama ini ia kira adalah pria baik.

ONESHOOT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang