2-Latihan Drama

148 13 7
                                    

Aku tuh sebenarnya sayang sama kamu. Tapi, aku tidak punya keberanian kaya kamu yang sering bilang sayang sama aku. Meski aku tidak bilang sayang sama kamu. Setidaknya tindakan aku menujukan itu.

Johnatan Axel Caesar

Lukas 2 : 1)
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.( Lukas 2 : 2)
Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria."

Hallelua ✝️🖤

Aku dan Mercy menoleh kebelakang melihat Mama yang datang kearah kami pertanyaa beliau terulang lagi, "Kalian belum tidur."

"Bentar lagi Ma, belum ngantuk nih," kata Mercy alih-alih anak malah menguap lebar. Aku dan Mama mengeleng kepala. "Udah menguap lebar gitu. Masih bilang belum ngatuk? Situ sehat Mbak?"

"Ma, ngidam apa si pas ngandung nih bocah. Mulutnya ditimpuk. Nyelekit muluh ucapannya." Mercy menatapku kesal.

"Ya ngidam makanan. Cuma udah dasarnya mulutnya Abangmu emang gitu."

"Eh udah udah tidur. Cuma karena mentang-mentang udah libur bukan berarti bebas bergadang."

Mercy dan aku menganguk sembari mengatakan, "Iya Ma."

Mercy berjalan diluan dengan novel yang anak itu tenteng. Aku mengulung buku gambarku. Kami berjalan tanpa suara. Aiss Mercy cerewet mulutnya tidak berhenti menyanyi tapi kesannya kaya komat-kamit. Entahlah lagu apa itu.

Kalau aku protes yang ada kami bertengkar lagi. Aku berlari masuk ke kamarku lebih dulu. Derit pintu terdengar setelah itu kututup lagi.

Masih terbayang wajah Lala yang kesal tadi siang. Perempuan itu lucu dengan caranya sendiri. Mampu membuatku terbahak-bahak. Aku mengambil ponselku yang dengan casing bola basket.

Aku mengetik pesan yang tertujuh padanya
Johnatan : Syalom malam Lala, besok sore mau bareng ke gereja?

Gabriellalorenzo : Syalom malam Bang John. Boleh banget. Boleh, tidak ada hujan tidak ada angin tumbeng ngajak bareng? Serius kan Bang John? Beneran Bang ke gereja bareng. Ya Tuhan Abang becanda yaa?

Johnatan : Serius La

Gabriellalorenzo : Beneran Bang John, ah masa sih? Bohong nih!

Johnatan : Besok aku ke rumah kamu.

Gabriellalorenzo : Becandanya tidak lucu nih Bang tidak lucu serius.
Read :

HPku ini banyak emot hati dan emot kaget. Yang dering terus. Pengirimnya tentu saja adala Lala. Aku tebak perempua itu tengah senang sekarang.

Kini aku teringat kalimat Saimen saat ibadah natal sekolah selesai dia datang kerumah tepat dikamarku ini.

"John, kalau kamu emang mau dekatin Lala. Perjuangin dia! Dan kalau emang mau balikan sama Ara respon dia. Jangan kaya perahu yang terombangin oleh gelombang!"

Aku diam. "Oke kamu nyakitin Ara. Aku berusaha untuk kontrol diri. Tapi kalau kamu berkali-kali nyakitin Lala. Aku tidak bakal janji tapi aku bakal lepas kendali. Kaya waktu kamu nyakitin Mercy. Anggap aja, diperingat aku buat kamu John! Bukan seorang sahabat untuk kawannya tapi, seorang kakak untuk calon pacar adiknya."

Aku masih diam menyimak tanpa bantah. Kulihat Saimen sebentar. Tanganku terangkat menyugar rambutku kebelakang. "Men? Aku emang berengsek banget. Cuma--"

"Kamu itu belum ngerti mana yang benar-benar kamu perluin bukan cuma kamu inginiin!"

"Maybe Men!"

"So santai aja John. Aku tuh bukan jadi abang yang galak buat kamu karena adik-adik aku. Cuma aku khawatirkan kamu ngulang kesalahan yang sama lagi."

HALELUYA [END]✓ Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang