(54)

2K 84 79
                                    



" Uhhhh" seorang remaja bangun dari tidurnya, memposisikan dirinya duduk ditepi,tangan kanannya memegang tengkuknya yang terasa sakit, tidak hanya itu semua badannya juga sakit, hingga beralih menyentuh keningnya yang ternyata sudah di perban

" Ssattt..sakit"

" Sudah bangun rupanya"

Gempa langsung menoleh, mendapati salah seorang Kakak nya yang menghampirinya,ohh bahkan kakaknya sedang telanjang dada dengan perban yang melilit dadanya

Gempa hanya diam, entah kenapa dia marah dan benci terhadap kakaknya,dia kehilangan kedua temannya bahkan teman gadis nya yang baru saja bertemu

"Kau pembunuh!"

Halilintar Terkekeh kecil terkesan menyerahkan" apa salahnya aku membunuh teman mu itu Gem? Mereka itu pengganggu!"

Gempa berdecak sebal" aku membenci mu!"

Halilintar yang tadinya tersenyum kini Langsung menatap tajam pada Gempa,dia langsung saja menarik tangan Gempa dengan kasar sampai Gempa terbangun dari duduknya,dia juga bisa mendengar jelas suara rantai

Gempa langsung melotot menatap kaki kanannya yang ternyata di rantai" k-kaki ku"

Tangan Halilintar langsung mencengkeram dagu Gempa dengan kuat, membuat Gempa mengerang kesakitan

" Lepas sialan!"

" Sudah berani mengumpat rupanya~"

Gempa langsung menegang mendengar suara berat Halilintar membuat bulu kuduk nya berdiri,dia menatap takut pada Halilintar

" Kakak ingin mendengar nya lagi"

Gempa langsung melirik kearah arah lain tidak berani menatap mata Halilintar yang menatap tajam padanya

" AKU INGIN MENDENGAR NYA LAGI!!"

Tiba-tiba saja air matanya mengalir, baru kali ini ia di bentak, Halilintar pun terus memeluk Gempa erat dia tau apa yang di lakukan nya sampai-sampai Gempa takut

" Suttt.. sudah jangan menangis,kakak hanya ingin mendengar kata-kata mu tadi....kamu bilang...sialan?,kau tau kan kakak tidak suka jika kau berkata kasar padaku"

Halilintar mendekatkan wajahnya pada perpotongan leher Gempa,dia menghirup bahkan mencium nya membuat Gempa mengeluh geli merasakan hembusan nafas hangat sang kakak di sana

" Arggh!" Gempa memekik keras, merasa lehernya yang di gigit oleh Halilintar,ia bahkan merasakan gigi Halilintar Yeng menebus ke kulitnya

Halilintar pun langsung menjilat darah,mata merah Ruby menatap bekas gigitan di sana,dia tersenyum lebar

" Kau tau...aku lebih suka darah mu di bandingkan dengan orang-orang yang ku bunuh,darah mu lebih enak dari mereka....aku suka!"

Halilintar pun langsung menghisap lagi darah dari bekas gigitan nya, membuat Gempa langsung menutup mulutnya karena merasa perih di area lehernya,sibuk menghisap darah Halilintar tidak menyadari jika ada lima orang masuk ke kamar itu

" Kau rakus sekali kak! bagi-bagi lah kami juga ingin mencicipinya!"

Halilintar langsung berhenti menghisap darah Gempa,dia langsung menoleh menatap kelima adiknya, hingga dia tersenyum kecil

" Silahkan"

Gempa langsung melotot,dia langsung saja mendorong Halilintar menjauh dari nya, gigitan pertama saja sudah perih apalagi lima kali

" J-jangan mendekat.. k-kak-kak!"

" Kenapa? Kami hanya ingin mencicipi darahmu saja sepertinya lezat" ucap Taufan yang di angguki semuanya

My Psychopat Brother [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang