6

111 8 2
                                    

Makasih buat teman-teman yang selalu vote cerita aku 🥰🥰
.
.

Jangan lupa like dan tandai typo yah
.
.

Selamat membaca
🤗🤗🤗🤗🤗🤗

********

*Author's POV*

09.30 am

Dua jam Zenith habiskan untuk latihan memanah. Sejak pagi dia sangat bersemangat untuk terus menembakkan panahnya ke arah papan target tanpa kenal lelah. Latihan sekaligus melampiaskan emosi dan kekesalannya yang menumpuk selama beberapa hari belakangan ini. Sekali pun belum ada tembakan yang meleset dari titik tengah papan target berbentuk bulat itu.

Perfect kill.

Gadis itu tersenyum puas saat melihat bagian tengah target yang di penuhi oleh beberapa panah yang ia tembakkan sebelumnya. Biasanya Zenith berlatih dengan coach Rina, pelatihnya sejak masih berumur 10 tahun. Tapi karena pelatihnya sedang berada di Rusia untuk mengurus anak didiknya yang lain, Zenith akhirnya berlatih sendirian dulu.

Zenith meraih botol minumnya yang berada di pinggir lapangan dan meneguk isinya hingga tandas. Ia berjalan ke arah papan target, mencabut anak panah yang menancap di sana dan memasukkannya ke dalam ransel khusus miliknya. Tidak lupa bow-nya juga sebelum melangkah keluar dari lapangan.

"TOLONG! TOLONG SAYA!" Teriak seseorang dari sudut jalan dekat lapangan menarik perhatian Zenith yang baru ingin memesan ojol. Seorang wanita paruh bayah bersama seorang anak kecil sedang berusaha melepaskan diri dari 3 orang laki-laki berbadan besar yang adalah penjahat.

"WOY!!! NGAPAIN LOH!" pekik Zenith begitu melihat salah satu dari penjahat itu mengacungkan sebuah belati ke arah wanita tadi sebelum ia bisa sampai ke sudut jalan yang cukup jauh dari posisinya sekarang.

Tanpa berpikir panjang, ia menarik bow dan anak panah dari ranselnya lalu menembak tangan si penjahat. Kembali tangannya menarik satu anak panah dari ransel dan menembak kaki laki-laki. Tepat sasaran, targetnya meringis kesakitan dan menjatuhkan belati dari tangannya.

Zenith tersenyum miring melihat hasil kerja tangannya. Ia menghampiri wanita paruh baya dan anak kecil tadi dan mendorong mereka untuk berlindung di belakangnya. 2 orang penjahat yang melihat Zenith, bergerak mendekat dan menyerang. Untungnya ia bisa menangkis dan melawan pukulan itu. Peter, Lucas dan dirinya di minta ikut kelas bela diri oleh orang tua mereka sejak ketiganya masih kecil. Peter mengambil latihan taekwondo dan karate bersama Lucas. Keduanya mendapat sabuk hitam untuk seni bela diri tersebut, menunjukkan kehebatan mereka dalam menguasai seni bela diri karate dan taekwondo.

Sedangkan Zenith, ia mendapatkan sabuk hitam untuk karate dan saat ini asik berlatih boxing dan judo bersama para saudaranya atau sendirian kalau kakak-kakaknya sibuk.

Ketika dua laki-laki tadi kembali menyerang dan mengeluarkan silet dan pisau tajam dari saku mereka masing-masing, Zenith sama sekali tidak takut. Salah satu penjahat yang memakai kalung rantai itu menggores lengan kanannya setelah Zenith mematahkan lengan dan mungkin rahang temannya yang melawan.

Zenith mengernyit sakit, menyentuh lengannya yang mengucurkan darah. Tatapannya berubah lebih mematikan dan tajam dari sebelumnya. Orang-orang ini mungkin akan mati di tangan Zenith karena nenggagalkan rencananya untuk pulang tanpa luka apapun agar tidak di interogasi  keluarganya.

Gadis bermanik coklat itu mengambil belati milik penjahat pertama tadi yang tidak jauh dari kakinya dan menebas brutal kaki penjahat yang melukai lengannya. Tanpa mengatakan apa-apa, Zenith bergerak sesuai insting dan memanfaatkan keterampilan tangannya.

𝕋ℍ𝔼 𝔸ℕℕ𝕆𝕐𝕀ℕ𝔾 𝕃𝔼ℂ𝕋𝕌ℝ𝔼ℝTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang