Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Makasih buat kalian yang setia baca dan like cerita ini 🥰🥰🥰 . . .
Please kalau ada typo, tolong di bantu koreksi yah. . . .
Budidayakan vote sebelum membaca. . . .
Selamat membaca 🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
*******
*Author's POV*
Hari Senin. Hari yang paling menyebalkan di dunia bagi semua orang karena harus bekerja sebelum bisa move on dari hari libur mereka. Marvin sekarang berada di ruangan khususnya di kampus untuk mengerjakan beberapa pekerjaan setelah menghadiri rapat dan pertemuan dengan klien.
Kenapa hari ini dia tidak bekerja langsung di kantor ayahnya hingga membawa Landon ikut bekerja di sana? Tentu saja karena siang ini Zenith akan bertemu dengannya untuk bimbingan skripsi dan dia tidak ingin terlambat. Alasan lain, ia rindu pada gadis itu.
BRAK!!
Mata Marvin mendelik tajam ke arah pintu ruangannya yang di buka sebegitu kasarnya. Di depan pintu muncul Ardian, sahabatnya dengan wajah kusut dan tidak bergairah. Laki-laki itu berjalan sempoyongan ke arah Marvin dan hampir jatuh kalau Marvin tidak menahan badannya.
"Loh kenapa?" Tanya Marvin setelah membantu Ardian berdiri stabil. Hidungnya dapat mencium bau alkohol yang menguar kuat dari tubuh dan mulut sahabatnya.
Kenapa orang ini selalu datang dalam keadaan mabuk? Marvin tidak ingat kapan terakhir kali dia bertemu Ardian dalam keadaan benar-benar sadar.
Ardian mulai menangis histeris dan menjambak rambutnya seperti orang gila, "Sakit! Gue sakit hati, Marvin! Loh tahu nggak sih rasanya patah hati?" Keluhnya frustasi sebelum memeluk Marvin sebegitu eratnya dan menumpahkan air mata di bahu laki-laki itu.
Sejak putus dari pacarnya, Ardian masih belum bisa move on sampai sekarang.
Marvin menatap iba kepada sahabatnya sambil menepuk lembut punggung Ardian. Sedingin dan sejutek apapun Marvin, dia masih punya rasa iba dan hati.
Bruk!
Marvin dan Ardian sama-sama menoleh ke arah sumber suara yang ternyata adalah suara buku Zenith. Buku itu jatuh dari tangan si gadis karena kaget melihat interaksi Marvin dan Ardian yang cukup dramatis di matanya.
