Makasih buat kalian yang setia baca dan like cerita aku 🥰🥰🥰
.
.
.Jangan lupa klik tombol bintang di bawah
.
.
.Tandai typo juga yah
.
.
.
.Selamat membaca
🤗🤗🤗🤗🤗🤗*********
Baby, no one can ever beat me in the game of shooting. Including shooting your heart
- Zenith Wood
***********
Brastama Field
Sudah 30 menit ketiga pria yang memakai kaos polo dan celana panjang berbahan kain, sibuk menembakkan senapan mereka ke arah target yang terlempar bebas ke udara. Ketiga orang itu adalah Marvin, Papa Andrew dan Matthew.
Matthew tersenyum puas, dirinya berhasil unggul selangkah dari Marvin dan papanya.
"Yes! Aku menang! Lagi-lagi aku berhasil ngalahin papa sama kakak seperti permainan terakhir. Emang, loh payah banget kak," sindir Matthew saat mereka menyimpan senapan mereka di tempat yang di sediakan lalu berjalan ke arah Zenith dan Livia yang duduk santai sambil mengobrol di kursi mereka.
"Minum dulu," Zenith menyodorkan botol minum yang berisi air dingin ke Marvin.
Marvin tersenyum, menerima botol dari Zenith. Kekalahan membuat suasana hatinya buruk, tapi begitu melihat Zenith moodnya segera membaik. "Makasih sayang,"
"Sama-sama," balasnya tidak lupa mengambil handuk untuk menghapus keringat di pelipis, dahi dan wajah Marvin.
"Di ronde ini siapa yang menang?" Tanya Mama Livia tidak begitu memperhatikan pertandingan suami dan anak-anaknya karena asik mengobrol dengan Zenith di saat para laki-laki asik bermain.
Matthew membusung sambil menepuk-nepuk dadanya, "Aku dong. Papa dan kakak nggak bakal pernah bisa lawan aku"
"Bocah, masih ada ronde kedua, ketiga dan seterusnya. Bagaimana kalau papa atau Marvin yang menang nanti?" Sanggah Papa Andrew tidak terima di ejeki oleh anak bontotnya. Memang putranya yang paling benar hanya Marvin seorang.
"Well, kalau papa bisa aja. Kalau Kak Marvin sih, aku nggak yakin. Soalnya udah lama banget dia nggak pernah menang dari aku, jadi palingan ini juga bakal kalah. Dia udah cupu soalnya," sombong Matthew mengejek sang kakak.
Sialan nih bocah ejek aku di depan Zenith. Apa coba maksudnya gitu?
Wajah Marvin kian semakin datar, tatapan tajamnya terhunus ke arah Matthew. Terus saja berbangga-bangga dan mengejeknya di depan Zenith, Marvin ingin lihat apa adik tengilnya masih berani mengejek setelah dia menjatuhkan perusahaan penerbitan majalah Matt dalam satu jentikan jari.
Sombong banget nih si Matt matras. Kasihan dosror gue kusut gitu di ejek. Apa gue balas aja nih anak? One by one fight.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕋ℍ𝔼 𝔸ℕℕ𝕆𝕐𝕀ℕ𝔾 𝕃𝔼ℂ𝕋𝕌ℝ𝔼ℝ
Romance𝐇𝐢𝐠𝐡𝐞𝐬𝐭 𝐫𝐚𝐧𝐤: #4 - girlstory (13-03-22) #13 - university (13-03-22) #21 - heartbreak (13-03-22) 𝐆𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐝𝐨𝐬𝐞𝐧 𝐠𝐚𝐥𝐚𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐨𝐡 𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢 𝐭𝐢𝐛𝐚-𝐭𝐢𝐛𝐚 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐨𝐡? +++++++++...