13

63 6 2
                                    

Makasih buat kalian yang setia baca dan like cerita ini 🥰🥰🥰
.
.
.
.

Like nya dulu dong sebelum baca

Jangan lupa tandai typo juga yah

Selamat membaca
🤗🤗🤗🤗🤗🤗

********

Cukup balon hijau aja yang meletus, hati ku jangan.

— Unknown

********

Marvin meraih ponselnya dan menelepon seseorang tanpa berpikir panjang untuk merealisasikan rencananya. Zenith dan Aiden adalah 2 orang yang harus ia pisahkan sejauh mungkin. Jika perlu ia akan mengirim Aiden yang tidak seberapa itu ke luar angkasa.

"Halo, pak Marvin? Ada apa yah pak?" Tanya seseorang di seberang sana setelah mengangkat panggilan dari Marvin.

"Oh ini, Zenith saya mau minta tolong kamu buat jemput Jaden di sekolahnya sekarang. Apa kamu bisa? Soalnya saya lagi ada urusan mendadak di kantor dan nggak yakin ini selesainya cepat atau nggak. Takutnya nanti telat jemput Jaden dan dia  nunggu lama di sana"

"Boleh, pak. Kirimin saya lokasi sekolahnya Jaden yah. Saya jalan ke sana sekarang"

Marvin tersenyum puas saat melihat Zenith  pamit ke Aiden dan bergegas keluar dari cafe. Bila menyangkut Jaden, Zenith pasti tidak akan menolak atau pun mengulur waktu dan Marvin tahu bagaimana memanfaatkan Jaden untuk rencana nya.

Tinggal 3 hari Jaden tinggal bersamanya dan Marvin akan menggunakan waktu yang tersisa ini sebaik mungkin.

"Ok Zenith, makasih yah. Nanti sehabis jemput Jaden kamu bawa ke apartemen saya aja, di sana ada orang kok. Saya share loc nanti"

"Baik, pak. Teleponnya saya matikan yah"

"Iya. Hati-hati yah, Zenith"

"Iya pak"

Panggilan terputus dan Landon menatap aneh ke arah Marvin yang berubah ceria setelah berbicara dengan Zenith. Bahkan di sepanjang panggilan tadi, Marvin tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum lebar seperti orang gila sampai Landon tidak mempercayai penglihatannya.

Sejak kapan Marvin Brastama adalah seseorang yang murah senyum? Benar-benar Zenith bagaikan matahari yang berhasil melelehkan si gunung es bernama Marvin Brastama.

"Kenapa liat gue gitu? Mata luh mau di colok?" Sinis Marvin mendapati tatapan menghina dan geli dari Landon yang di tujukan padanya.

Bipolar kali ini cowok. Baru cengar cengir, sekarang udah kayak singa mau nelan orang.

Tadi tersenyum lebar, ramah dan sangat baik di telepon saat bersama Zenith, tapi setelahnya kembali datar, dingin, tajam dan sinis. Landon tidak habis pikir dengan suasana hati sahabatnya yang bak roller coaster.

Nggak jelas.

*********

"Jaden!" Panggil Zenith melambai pada seorang anak kecil yang tengah duduk menunggu di kursi taman bersama beberapa anak lain. Jaden yang melihat Zenith, segera berlari menghampiri gadis itu dan memeluknya.

𝕋ℍ𝔼 𝔸ℕℕ𝕆𝕐𝕀ℕ𝔾 𝕃𝔼ℂ𝕋𝕌ℝ𝔼ℝTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang