12

68 5 0
                                    

Makasih buat kalian yang setia baca dan like cerita aku 🥰🥰🥰
.
.
.

Gimana kabar kalian?
.
.
.

Dapat salam dari Marvin nih.

Spam comment cus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Spam comment cus.
.
.
.

Vote nya jangan lupa biar aku tambah semangat. Hehehehe.
.
.
.

Selamat membaca
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗

********

I'll do anything to keep you close to me

- Marvin Brastama

*********

*Marvin's POV*

Aku tersenyum melihat interaksi manis Zenith dan Jaden yang mirip ibu dan anak. Apa kalau nanti aku sama Zenith punya anak, mereka bakal semanis ini? Aku bisa membayangkan diriku pulang kerja dan Zenith bersama anak kami sedang bermain sembari menungguku.

"Pak Marvin kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Zenith melambaikan tangan di depanku. Sial! Apa dia memergokiku menatapnya? Ini memalukan sekali.

"Eh, nggak papa. Saya cuman lihat Jaden lucu dan cocok banget sama kamu. Dia manja banget kalau udah ketemu kamu" jawabku tersenyum lebar memberi alasan yang tidak sepenuhnya salah. Jaden dan Zenith memang sangat akrab, bahkan mungkin bocah kecil itu lebih akrab dengan Zenith dari pada aku.

"Oh. Nggak tahu juga sih kenapa anaknya lengket sama saya" balasnya menyengir santai lalu kembali bermain dengan Jaden dan dengan sabar menjawab setiap hal yang di tanyakan oleh anak itu.

Sepertinya Zenith sangat menyukai anak kecil dan mereka sangat menyukai nya. Tidak heran, gadisku memang tulus dan sangat cantik. Siapa yang bisa menolak pesona nya?

"Iya, kamu itu cocok banget jadi ibu dari anak-anak saya" gumamku tanpa sadar keceplosan. Meskipun cukup pelan, hal itu berhasil membuat Zenith menoleh ke arahku.

Dammit! Bagaimana ini?! Please, katakan dia tidak mendengar apa-apa. Mau di taruh di mana muka dan harga diri laki-laki cool sepertiku kalau Zenith dengar kata-kata tadi dengan jelas.

"Hah? Bapak bilang apa?" Zenith bertanya ke arahku. Dari ekspresinya kurasa dia tidak mendengar jelas apa yang ku bilang sebelumnya.

𝕋ℍ𝔼 𝔸ℕℕ𝕆𝕐𝕀ℕ𝔾 𝕃𝔼ℂ𝕋𝕌ℝ𝔼ℝTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang