6. Ratu
*
*
*
Rainbow kembali ke kediaman keluarga Andanu, tidak seramai dulu. Hanya tersisa Raja, Kaisar dan beberapa orang lagi disana. Bahkan Rian dan beberapa teman Kaisar masih ada untuk menemani sang sahabat.
"Kenapa?" Tanya Raja bangkit dan berjalan menuju keduanya.
Rainbow langsung gugup dan merapikan sedikit rambutnya.
"Ini tadi Ratu ab--"
"Jatuh di trotoar deket rumah dia," sahut Ratu cepat, enggan menatap kembarannya.
Kaisar yang mendengar itu pun langsung berjalan dan merangkul pundak Ratu, Rainbow langsung melepaskan tangannya ketika tau bahwa Kaisar akan membawa Ratu duduk.
Ratu memutar bola matanya malas, adiknya terlalu sayang kepada dirinya, bahkan ia sendiri tidak tau cara menyayangi seseorang.
Raja mengajak Rainbow duduk di kursi taman, lumayan jauh dari teras rumah yang banyak orang sedang berkumpul disana.
"Ikut berbelasungkawa ya, Raja."
"Thanks," Raja mengangguk.
Lama terdiam di suasana canggung ini, akhirnya Raja mulai membuka pembicaraan.
"Ratu kenapa?"
"Eh,"
"Jatuh tadi di depan rumah gue," Rainbow berujar enteng karena tema pembohongan kali ini sudah di beri judul oleh Ratu.
Raja menatap lekat mata Rainbow.
Rainbow ini pelupa, saltingan, norak, setidaknya itu yang selalu di katakan oleh Abigail. Sekarang saja saat Raja menatapnya, pipi Rainbow langsung terasa panas.
"Kenapa? gue nggak bohong kok!"
"Kenapa lo keringetan padahal habis hujan?" lantas Raja menempel tangannya di dahi Rainbow. "Nggak enak badan, ya?"
"Pulang! ohh iya pulang! gue pamit ya, mau bantu nenek masak udah malam. Duluan!" Rainbow langsung berlalu keluar. Ia tidak pintar dalam hal berbohong, bagaimana pun Ratu sudah memintanya untuk tetap diam dengan kejadian tadi.
Raja menghela nafas, kentara sekali gadis itu sedang berbohong.
"Kakak aku pulang?" Tanya Rian menghampiri Raja dan diikuti oleh teman-temannya.
Raja mengangguk "pulang bareng sana, kasian sendirian."
Rian mengangguk dan mengucapkan kata pamit kepada Kaisar dan Raja, diikuti oleh teman-teman Kaisar yang lainnya.
Setelah semua tamu pamit pulang karena malam sudah larut, barulah Raja beranjak masuk ke dalam rumahnya. Bahkan ia belum bisa percaya bahwa sang ibunda telah pergi untuk selamanya. Setelah sampai di dalam, ia bisa melihat Kaisar sedang membalut luka di kaki Ratu.
"Udah di bilang gue nggak pa-pa," dengus Ratu.
"Ini udah mau selesai," balas Kaisar dan mengusap sedikit luka itu.
Inilah Ratu, yang selalu keras kepala, tidak pernah tersenyum dan memilik gengsi yang luar biasa besar.
Inilah Kaisar, yang selalu menyayangi Ratu meskipun gadis itu selalu bersikap kasar kepada siapapun. Kata Kaisar ia sangat menyayangi Ratu lebih dari apapun, itu semua punya alasan karena Ratu telah melakukan sesuatu untuk Kaisar yang tidak akan pernah dilupakan oleh anak itu.
Dan inilah Raja, laki-laki santai yang tiba-tiba harus menjadi tulang punggung keluarga dan memiliki tanggung jawb untuk menjaga kedua adiknya.,
Jika ditanya keberadaan papanya, maka jawabannya ada di luar kota. Sedang mengerjakan pekerjaan yang sangat penting "katanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW | END
Fiksi Remaja❝𝒥𝒶𝓃𝑔𝒶𝓃 𝒿𝒶𝒹𝒾 𝓅𝒶𝓎𝓊𝓃𝑔 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓇𝒶𝓃𝑔 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓈𝓊𝓀𝒶 𝒽𝓊𝒿𝒶𝓃.❞ __________________________________________________ ⚠️ konflik ringan. ⚠️ dilarang keras plagiat cerita ini! ⚠️ awas typo dan beberapa kata kasar. 🍃 all foto by...