1. Hilang
*
*
*
"Tadi ada, sekarang nggak ada. Tadi ada, sekarang nggak ada? Tadi ada, sekarang nggak ada!" panik Rainbow dengan menggigit jarinya.
"Tenang dulu dek, pasti ketemu kok motornya," ujar karyawan Indomaret yang ikut keluar.
"Tapi semenjak gua jadi tukang parkir, disini kaga pernah ada pencurian," ucap sang tukang parkir.
"Yaa sekarang kejadian kan! gimana nihh, nanti nenek saya marah," ujar Rainbow, ingin menangis saja rasanya.
"Gue juga gak liat orang mencurigakan loh," tambah tukang parkir tersebut.
"Mungkin dia udah jago," cicit Rainbow ragu-ragu.
Karyawan tersebut yang lama berpikir pun kembali buka suara. "Emang tadi kamu naro dimana motornya?"
Rainbow terdiam, memikir sejenak hendak bicara dan kembali diam untuk berpikir, seperkian detik Rainbow pun membelakkan matanya tidak percaya.
"Ngapa?" tanya tukang parkir.
"Engg ... gi-gini, paman saya itu polisi, saya minta bantuan sama paman saya aja deh. Makasih udah mau bantu!" Rainbow langsung berlari dengan kencang.
Rainbow terus merapalkan doa di sepanjang larinya berharap agar ia tidak terjatuh dan membuat dirinya malu lagi dan lagi.
Rainbow berhenti di depan rumah nya dengan memegang lututnya dan ngos-ngosan, "yaaa Tuhan, aku ini terlahir cantik, tetapi engkau memberiku kekurangan yang bisa membuat ku malu di masa hadapan," ucapnya dramatis.
Berjalan lesu menuju rumah dan melihat motor Scoopy biru muda terletak cantik di pekarangan.
"Malu, malu, malu, gue bener-bener malu! Tuhan sembuhin sifat pelupa nya Rainbow." Rainbow mengetuk kepalanya beberapa kali.
"Berisik! sana masuk bantuin nenek bikin kue," seorang bocah SMP yang sedang bermain game mendengus ke-arahnya.
Rainbow duduk dan melepaskan sepatu nya. "Dek,"
"Hem?" sahut adik Rainbow yang bernama Rian. Rian itu udah SMP, tapi kelakuannya menyerupai anak SD, karena selalu menganggu Rainbow.
"Gimana caranya biar gak pelupa?"
"Diinget."
Rainbow memutar matanya malas, duduk sejenak di kursi untuk menghilangkan rasa penatnya akibat berlari.
"Emang kenapa? Kok lari-larian tadi?"
"Gue pikir gue ke indomaret make motor, padahal Enggak. Mana gue ngomong motornya ilang lagi, malu banget sumpah!"
Rian tertawa, "muka lo pasti kek orang dongo."
"Adek kurang ajar lo!"
"Heh!" Risa yang baru saja keluar langsung memukul bahu cucunya.
"Nekk, bawain makanan donggg," rengek Rian. Rainbow hanya menatap datar Rian, karena oknum yg bernama Rian tersebut, Ia tidak bisa lagi menjadi cucu kesayangan.
"Udah dulu mainnya, sekarang mandi udah sore. Kamu juga kak," ujar Risa sambil merapikan rambut Rainbow.
"Siap Nek!"
🌈🌈🌈
"NEK, AKU KELUAR MAIN KE RUMAH POHON YA!" teriak Rian dari luar.
"PR udah?" Tanya Risa.
"UDAH."
"AWAS KALAU LO PULANG LARUT!" kali ini Rainbow yang bersuara dan Rian mengangguk mengacungkan jempolnya.
Rainbow sekarang lagi bantu Risa beres-beres kain yang berserakan. Risa adalah seorang penjahit.
"Mending kamu gak usah kerja di cafe lagi kak," ujar Risa sambil memasukkan kain yang masih bagus ke dalam kotak.
"Gapapa nek, aku suka kok kerja di cafe, yang kerja di sana juga ramah-ramah, aku suka."
"Tapi waktu belajar kamu jadi ke ganggu, nenek sanggup kok sekolahin kalian berdua," tambah Risa.
Rainbow berjalan lalu duduk di samping Risa meraih tangannya yang sudah keriput. "Nenek tenang aja, rainbow udah atur semua jadwalnya."
Risa hanya mengangguk, Rainbow memang keras kepala.
Rainbow dan Rian memang tinggal bersama neneknya sejak lama.
Ibu dan ayahnya bercerai sejak Rainbow kelas 6 SD, Rainbow dan Rian memilih tinggal bersama sang ibu dan neneknya.
Tidak lama kemudian ibunya meninggal karena serangan jantung, berakhir lah rainbow dan juga Rian di rawat oleh sang nenek 'Risa'.
Sampai sekarang pun mereka tidak tau keberadaan sang ayah berada di mana.
***
Rainbow Bunga Atmaja.selamat datang semuanyaa!
jangan lupa follow akun ini juga yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW | END
Teen Fiction❝𝒥𝒶𝓃𝑔𝒶𝓃 𝒿𝒶𝒹𝒾 𝓅𝒶𝓎𝓊𝓃𝑔 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓇𝒶𝓃𝑔 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓈𝓊𝓀𝒶 𝒽𝓊𝒿𝒶𝓃.❞ __________________________________________________ ⚠️ konflik ringan. ⚠️ dilarang keras plagiat cerita ini! ⚠️ awas typo dan beberapa kata kasar. 🍃 all foto by...