17. Wiliam dan Andanu
*
*
*
Pagi-pagi sekali, sudah ada yang menggedor-gedor pintu rumah.
Raja yang dari tadi sudah mandi pun membuka pintu depan dan mendapati beberapa anak yang sedang menggedor pintu.
"Siapa ya?" tanya Raja.
Anak-anak tadi mengernyit, kok orangnya beda ya?
"Kakak yang pendek-pendek itu ada nggak, bang? ada kakak yang make hijab juga," ujar salah satu anak.
Salah satu dari mereka menyenggol yang berbicara tadi, "ada bencong juga."
"Bukan bencong itu."
"Gue sempet denger khodam nya."
"Bukan nyet, itu suara asli nya, sotoy lo!"
Raja berdehem kala anak-anak itu mulai ribut. "Lena!" Raja memanggil Lena kala mendengar suara bersin gadis itu.
Lena keluar dengan rambut yang masih di cepol, "napa?"
"Lada nyariin lo," Raja menunjuk bocil-bocil itu dengan dagunya.
"Ohh kalian, kenapa?" tanya Lena.
Masih ingat bocil-bocil yang membawa ikan cupang pada saat hari pertama mereka mencari Wiliam dan Andanu, kan?
"Boleh liat foto om-om yang waktu itu kakak tunjukin?" pinta salah satu dari mereka.
Raja langsung mengeluarkan ponsel dari saku celananya, "ini?"
Bocil-bocil tadi langsung mengamati foto Wiliam dan Adelard.
Rainbow ikut keluar bersama Farhan karena mendengar suara ribut-ribut. Tapi mereka berdua memilih diam dan ikut menyimak saja.
"Eh bener! kita tadi liat om yang ini," satu dari mereka menunjuk kearah foto Andanu.
"Serius?" tanya Farhan.
"Iya bang, cius deh!"
"Liat dimana?" tanya Rainbow dan Raja bersamaan. Rainbow melirik Raja sekilas dan kembali menatap bocil-bocil di hadapannya.
"Dia masuk ke rumahnya pak Hartono, orang terkaya disini."
Lena mengernyit, "Pada boong ya biar dapet hadiah?"
"Enggak kak! kok gitu sih? kita nggak bohong kok, tanya aja sama pak ustadz Adam, kita tuh anak baik!" salah satu dari mereka berujar dengan kesal.
"Percaya kok, boleh anterin kita kesana?" pinta Rainbow.
Mereka mengangguk serempak, "ayo kak!"
"Weh weh, gue belum mandi njir," panik Farhan takut di tinggal.
"Lo pada disini aja kalau gitu, beliin hadiah buat mereka. Biar gue sama Rain aja," ujar Raja yang sudah tau kalau Rainbow sudah mandi.
Lena mengangguk, "kalau ada apa-apa kabarin."
Rainbow langsung berlari kedalam rumah untuk mengambil ponsel dan tas kecil. "Ayok."
Mereka berjalan di trotoar sambil sesekali mendengar bacotan dari bocil-bocil yang tidak berfaedah itu.
"Pantat itu satu atau dua?" tanya si yang paling pendek di antara mereka.
Yang lainnya pun ikut memikir, Rainbow dan Raja yang berjalan di belakang mereka pun hanya menyimak.
Si anak yang memiliki darah campuran Indonesia dan belanda itu buka suara, "dua lah!"
"Satu cok!" yang lain menjawab cepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/278776553-288-k741929.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW | END
Roman pour Adolescents❝𝒥𝒶𝓃𝑔𝒶𝓃 𝒿𝒶𝒹𝒾 𝓅𝒶𝓎𝓊𝓃𝑔 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓇𝒶𝓃𝑔 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓈𝓊𝓀𝒶 𝒽𝓊𝒿𝒶𝓃.❞ __________________________________________________ ⚠️ konflik ringan. ⚠️ dilarang keras plagiat cerita ini! ⚠️ awas typo dan beberapa kata kasar. 🍃 all foto by...