8. Rokok
*
*
*
"Halo"
"Kenap---"
Tuuutt
"Bangsat!"
Ratu membanting ponselnya, tidak peduli ponsel yang sudah retak itu bertambah retak.
"Bajingan! manusia nggak guna!" umpatnya dengan nafas memburu.
"Itu ayahmu, nak ...."
"Fuck!" Ratu memukul kepalanya beberapa kali ketika lagi-lagi mendengar suara ibunya yang lembut.
Dirinya kacau. Bahkan umpatan yang Ratu keluarkan sudah tidak bisa terhitung. Kepala Ratu berisik, ia tidak sanggup.
Ratu kini berada di rooftop, angin yang lumayan kencang terus menerpa Ratu sehingga rambutnya tak menentu arah.
Menatap ke bawah, bagaimana rasanya berada di udara?
Lagi?
Ratu mulai menaiki pembatas. Belum apa-apa tangannya sudah di tarik oleh seseorang.
Lagi?
"Lo nyusahin ya ternyata."
Suara yang Ratu kenal, gadis yang sama. Lagi.
"Mau gue gampar? pipi kiri lo belum pernah kena," Rainbow menaikkan tangannya di udara bersiap menampar.
Ratu memandang Rainbow datar, kenapa gadis itu bisa di atas sini. Padahal tempat ini sepi seperti biasanya.
Apa Tuhan mengirimkan seorang penolong untuk Ratu?
Jika benar, Ratu tidak perlu.
Ratu tidak pernah meminta hal itu.
Rainbow menurunkan tangannya. "Gue lagi nyari temen gue, dia lagi di sini kata temen sekelasnya," jawab Rainbow tanpa di tanya.
Rainbow memang sedang mencari Abigail, ingin memarahi cowok tersebut karena merokok, teman Abigail bilang, Abi sedang berada di rooftop. Bukannya Abi malah Ratu yang ditemukan Rainbow.
"Gedung sebelah," sahut Ratu.
"Temen gue di rooftop gedung kelas sepuluh? ohh yang itu, kalo gedung ini kenapa emangnya?" tanya Rainbow.
"Kotor, jadi sepi," Rainbow mengangguk paham, rooftop di gedung ini memang layak di sebut gudang karena banyak barang yang sudah rusak di sini.
"Kenapa?" Tanya Ratu.
"Apanya?" Rainbow bertanya balik.
"Ganggu gue," Ratu kembali menghadap depan.
"Ganggu yang lo maksud itu nolongin, kan?" Ratu tidak menjawab. Rainbow menatap Ratu."Kan gue manusia, sesama manusia harus saling tolong-menolong," sahut Rainbow.
"Emang lo manusia?"
"Tai lo,"
"Gue serius," ujar Ratu.
Rainbow ikut menghadap depan, mengirup udara dengan tersenyum tipis. "Karena semua manusia berharga, lo berharga."
Keduanya terdiam beberapa menit. Rainbow melirik Ratu, entah apa yang di pikirkan gadis tersebut.
"Boleh gue bantu lo?" Tanya Rainbow sambil menatap wajah Ratu dari samping.
Ratu balik menatap Rainbow sambil mengangkat alisnya sebelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW | END
Ficção Adolescente❝𝒥𝒶𝓃𝑔𝒶𝓃 𝒿𝒶𝒹𝒾 𝓅𝒶𝓎𝓊𝓃𝑔 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓇𝒶𝓃𝑔 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓈𝓊𝓀𝒶 𝒽𝓊𝒿𝒶𝓃.❞ __________________________________________________ ⚠️ konflik ringan. ⚠️ dilarang keras plagiat cerita ini! ⚠️ awas typo dan beberapa kata kasar. 🍃 all foto by...