27. olahraga?
*
*
*
Malam ini Rainbow terus menatap datar ke plafon kamarnya. Sesekali mengusap air matanya yang tiba-tiba keluar.
Pemakaman Lena sudah di lakukan sejak siang tadi. Rainbow pulang bersama dengan Abigail. Raja sempat menawar, tapi Rainbow menolak karena Abigail juga akan pulang.
Setelah pulang Rainbow langsung bersih-bersih dan kemudian tertidur di kamarnya sampai malam. Pasti karena efek ia tidak tidur kemarin malam.
Ia sudah mandi barusan, setelah mandi ia kembali merebahkan dirinya dan mulai menatap loteng kamarnya dengan kosong.
Gadis itu terus-terusan mengingat kenangan tentang sahabatnya. Kemudian suara ketukan pintu berhasil menyadarkan Rainbow.
"Boleh masuk?"
Itu suara Abigail.
"Iya." Kemudian Rainbow bangkit untuk duduk.
Abigail masuk sambil menenteng dua mangkok yang berisi bubur ayam. "Nih, Alea sakit lagi, jadi bunda bikin bubur."
Rainbow menerima satu mangkok kemudian sedikit bergeser agar Abigail duduk di sana.
"Nenek kemana?" tanya Rainbow kemudian menyuapkan satu sendok bubur kedalam mulutnya.
"Lo belom tau ya? Mak Idah meninggal."
"Hah? Innalilahi, kapan?" tanya Rainbow kaget.
Abigail berpikir sejenak, "sekitar satu jam yang lalu."
Makannya Rainbow tidak tau, pada saat itu Rainbow sedang tertidur.
"Sakit apa?"
Abigail mengangkat bahunya. "Sakit orang tua,"
Rainbow hanya mengangguk-anggukkan kepalanya paham, kalau sudah tua ya wajar kalau punya banyak penyakit. Itulah sebabnya kita harus menjaga pola makan dari kita muda.
"Besok kalau nggak enak badan gak usah sekolah," peringat Abigail.
"Sekarang badan gue panas gak?" tanya Rainbow memajukan badannya ke depan Abigail.
Abigail terkesiap menatap wajah Rainbow yang begitu dekat. Mata Rainbow terpejam dengan pipi yang sedikit memerah akibat dia sedang tidak enak badan, dan juga … bibir gadis itu yang terlihat sedikit pucat.
Abigail menelan salivanya, ia jadi salah tingkah.
"Bi?" panggil Rainbow karena pemuda itu tidak kunjung mengecek suhu tubuhnya.
Abigail mengerjap kemudian menempelkan tangannya di dahi Rainbow. "Iya, lo demam,"
"Nenek simpan obat dimana?" tanya Abigail yang hendak bangkit tapi tangannya sudah keburu ditarik Rainbow.
"Duduk dulu,"
Ucapan Rainbow barusan langsung membuat Abigail tidak nyaman. "Atau gue ambil obat di rumah aja? bentar ya."
Rainbow kembali menarik tangan Abigail untuk duduk, akhirnya Abigail mengalah dan memilih duduk.
"Kenapa? lo mau bahas apa? soal gue suka sama lo? nggak usah di bahas lagi, Rain."
Rainbow menghela nafas, "gue butuh penjela—"
"Penjelasan? apanya yang harus di jelasin? gue suka sama lo dan lo suka Raja? itukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW | END
Dla nastolatków❝𝒥𝒶𝓃𝑔𝒶𝓃 𝒿𝒶𝒹𝒾 𝓅𝒶𝓎𝓊𝓃𝑔 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓇𝒶𝓃𝑔 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓈𝓊𝓀𝒶 𝒽𝓊𝒿𝒶𝓃.❞ __________________________________________________ ⚠️ konflik ringan. ⚠️ dilarang keras plagiat cerita ini! ⚠️ awas typo dan beberapa kata kasar. 🍃 all foto by...