Semua keperluan Rose bersama sang bayi udah dibawa masuk kedalam mobil. Jen ingin menjadi suami yang bertanggungjawab makanya dia menyediakan semua kebutuhan istri sama calon anaknya.
Saat ini,Rose udah merasakan kontraksi makanya Jen ingin membawa istrinya itu kerumah sakit"Hati hati sayang"ujar Jen membantu Rose memasuki mobil.
Jen ikut masuk dan duduk disamping Rose. Rose langsung menyandarkan punggungnya didada Jen dengan keringat yang udah membasahi dahinya"Pak,cepatan pak"seru Jen sedikit panik
Rose mengelus pipi Jen"Ayah jangan panik. Bunda sama dede bayinya akan baik baik aja"ujarnya lemes
Jen mengecup kepala Rose dengan mulutnya yang terus membisikkan kata kata penenang. Tidak lupa juga dia menghubungi keluarganya untuk mengabari apa yang terjadi.
:
:Keringat terus membasahi dahi Rose membuatkan Jen hampir terisak ketika melihat perjuangan istrinya itu. Bayangan bayangan masa lalu mula menghampiri Jen membuatkan Jen kembali merasa bersalah atas kebodohannya yang dulu
2 jam berlalu,tangisan bayi mula kedengaran didalam ruang persalinan itu. Jen sama Rose sontak mengucapkan rasa syukur mereka"Terima kasih ya Tuhan"ujar mereka bersamaan.
Jen mengecup dahi Rose"Terima kasih juga istriku. Kamu udah menjadi seorang bunda dan aku menjadi seorang ayah. Kamu hebat sayang"bisik Jen menghapus air mata Rose yang mengalir keluar itu.
Semua ahli keluarga udah berkumpul diruang inap Rose. Mereka cukup antuasis ketika box bayi yang didorong oleh suster itu menghampiri mereka"Silakan pak"ujar suster itu
Dengan mata berkaca kacanya Jen menggendong anaknya"Assalamualaikum putri ayah sama bunda"bisik Jen. Dia akhirnya mula mengadzankan sang anak membuatkan mereka semua yang berada disana tersenyum haru.
Air mata Rose bahkan udah mengalir keluar. Dia bahagia melihat pemandangan dihadapannya itu.
Tidak butuh waktu yang lama,Jen selesai mengadzankan sang anak dan dia menyerahkan sang bayi kepada Rose"Anak bunda cantik banget"ujar Rose mengecup dahi anaknya
"Namanya apa nih?"kepo Jisoo
Jen tersenyum dan mendudukkan dirinya dikasur disamping Rose"Jennie Julien binti Arzeno Jen Zernie"ujarnya
"Jadi dipanggil Jennie apa Julien?"tanya Lisa
"Jennie"sahut Rose
"Jennie emang copy paste Jen banget tuh"ujar Irene yang berada disamping sang suami. Iya,dia udah nikah sama tunangnya itu pas kandungan Rose berusia 8 bulan.
"Semoga kelakuannya tidak seperti kamu aja si"sindir Jiyong
Jen mengusap tengkuk belakangnya dengan canggung"Jennie anak baik baik kok. Dia pasti tidak tega untuk menyakiti hati seseorang"ujar Jen membela sang anak.
*****
Jennie kini udah berusia 7 bulan dan dia udah bisa merangkak dengan aktif. Awalnya Rose sama Jen dibuat kewalahan dengan semuanya tapi kini mereka udah mula terbiasa.
"Nda~"dengan tangan sama kaki yang montok itu,Jennie merangkak mendekati Rose yang lagi memasak didapur.
"Lho,Nini kenapa disini?"Rose bergegas membasuh tangannya dan mengeringkannya sebelum menggendong Jennie"Ayah dimana?"
"Tahhh eung~"sahut Jennie menenggelamkan mukanya diceruk leher Rose
Rose mengelus punggung anaknya dengan kakinya yang berjalan kearah ruang tamu. Matanya sontak melotot ketika melihat kondisi ruang tamu yang udah seperti kapal pecah dimana Jen tertidur diatas sofa dengan boneka beruang Jennie yang dipeluknya.
"Punya suami gini amat si"gumam Rose mengambil dot bayi Jennie dan menyumpalkannya dimulut sang anak.
Tidak butuh waktu yang lama,Jennie mula tertidur didalam gendongan sang bunda. Rose bernafas lega dan membaringkan Jennie di karpet bayi. Dia ikut meletakkan bantal disamping Jennie untuk dijadikan sebagai pembatas.
Dengan menahan kesalnya Rose membereskan kekacauan yang terjadi di ruang tamu.
Jen masih betah dialam mimpinya. Dia mengambil libur dari kerjanya selama beberapa hari untuk membantu Rose menjaga Jennie namun sepertinya Rose semakin dibuat pusing dengannya.
Setelah selesai membereskan semuanya,Rose kembali kedapur untuk menyelesaikan masakannya itu.
Grepp
Pelukan secara tiba tiba itu menghentikan Rose dari kegiatannya"Maaf"bisik Jen yang memeluk Rose
"Maaf kenapa?"bingung Rose
"Seharusnya aku bantuin kamu tapi aku malah ketiduran. Kamu pasti ngerasa capek mengurusi aku sama Jennie bukan?"
Rose membalikkan badannya membuatkan mereka saling bertatapan"Udah tugas aku sebagai istri untuk mengurusi suami. Mengurus anak itu pula tugas kita berdua. Kamu tidak perlu minta maaf,kamu pasti capek kerja untuk mencari nafkah buat aku sama Jennie"ujarnya
Jen menatap mata Rose dalam dalam dan Rose membalas tatapan itu. Tangan Rose pula udah mengelus pipi mandu sang suami"Semangat kerjanya ayah! Bunda sama Jennie akan terus menyemangati ayah!"seru Rose
Jen membawa Rose kedalam pelukannya dan menghirup aroma wangian Rose yang sering menenangkannya itu"Kamu emang sosok istri dan sahabat yang pengertian. Ternyata menikah sama sahabat tidak buruk bukan?"
Rose terkekeh"Semuanya udah ditakdirkan Aku pernah kepikir kalo mencintai kamu adalah kesalahan aku tapi sekarang aku sadar kalo kejadian yang terjadi dulu itu karna Tuhan mau aku berjuang dan tidak menyerah"
"Dan kamu yang udah membuatkan aku mengerti arti berjuang. Aku mencintaimu,istriku"
"Aku juga mencintaimu,suamiku"
The End✅
Akhirnya end. Maaf kalo alurnya tidak seperti yang kalian mau. Maaf juga kalo ceritanya tidak seru.
Aku juga udah mempublish cerita baru. Judulnya Ex-Femme yang bermaksud mantan istriku.
Kalian bisa mampir ya❤
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake✅
FanfictionKesalahan aku adalah mencintai dia~ Jensé📌 Chaennie📌 Jentop📌 Fanfiction📌