Tibalah mereka disebuah hotel yang ada di Bali. Jen langsung aja memesan 3 kamar VVIP. Beruntung sekali karna kamar Jen hanya berhadapan sama kamar Rose. Kamar pak Yuda pula berada disamping kamar Jen.
"Pak Yuda,ini kunci kamarnya. Hari ini bapak bisa istirahat aja. Besok pagi kita bakalan berangkat ke perusahan client papa"ujar Jen menyerahkan satu kunci kamar kepada Pak Yuda.
Pak Yuda mengambil kunci itu dan bergegas memasuki kamarnya dengan membawa koper miliknya.
"Kunci kamar gue?"tanya Rose
Jen menyerahkan satu kunci kepada Rose"Istirahat aja. Kalo laper,lo bisa mesan makanan hotel aja"ujar Jen
Rose mengangguk dan berlalu kekamarnya dengan membawa kopernya itu. Badannya udah pegal dan dia harus merebahkan badannya diatas kasur yang empuk itu dengan segera.
:
:Jam udah menunjukk pukul 7 malam dan Jen udah selesai membersihkan badannya. Dengan hanya memakai kaos putih yang polos serta handuk yang melilit di pinggangnya,Jen berganjak keluar dari kamar mandi.
Ding dong
Dengan segera Jen berganjak kearah pintu kamarnya. Dibukanya pintu kamar itu dengan penasaran dan terlihatlah Pak Yuda.
"Ada apa Pak?"tanya Jen
"Tuan muda! Tadi nona Rose meminta bantuan! Dia dalam bahaya!"ujar Pak Yudo yang kelihatan panik itu.
Jen dengan segera menyambar kunci pendua kamar Rose dan membuka pintu kamar Rose dengan kasar. Dia emang sentiasa meminta kunci pendua untuk setiap kamar yang dipesannya untuk berjaga jaga kalo ada sesuatu yang terjadi.
"Rosie!?"teriak Jen memanggil Rose
Ceklekk
Bersamaan dengan itu,keluarlah Rose dari kamar mandi dengan hanya memakai bathrobe dibadannya"Jen?! Lo ngapain dikamar gue?!"kaget Rose
"Tadi pak Yuda bilang kalo elo butuh dalam bahaya. Lo tidak apa apa bukan?"tanya Jen memegang kedua pundak Rose
Rose mengernyit bingung"Gue tidak apa apa kok. Kenapa Pak Yuda ngomong kalo gue butuh bantuan coba?"
Ding dong~
Jen berjalan kearah pintu kamar dan membukanya. Ditatapnya beberapa pria yang berdiri dihadapannya itu"Assalamualaikum"
"W-Waalaikumussalam. Ada apa pak?"tanya Jen bingung
"Kami mendapat laporan kalo ada cowok sama cewek berduaan dikamar ini. Apa itu benar?"tanya salah satu pria itu.
"Siapa Jen?"Rose tiba tiba muncul dibelakang Jen.
"Kalian berdua hubungi orang tua kalian sekarang!"tegas pria itu
Jen sama Rose menalan ludah mereka dengan kasar. Pak Yuda yang melihat semuanya hanya berseringai karna semuanya berjalan sesuai rencananya.
:
:Rose udah memakai bajunya begitu juga dengan Jen yang udah memakai celananya. Sekarang mereka lagi disebuah ruangan bersama beberapa pria yang menahan mereka itu.
"Saya udah ngomong sama orang tua kalian. Mereka setuju agar kalian dinikahkan dengan segera"
Deg
"Apa?!"kaget Jen sama Rose
"Aku terima nikah dan kahwinnya Roseanne Julien binti Herman Harmadi dengan mas kahwinnya 500 ribu rupiah dibayar tunai"
Detak jantung Rose berpacu dengan cepat ketila suara Jen yang melafazkan akad nikah mereka itu kedengaran. Rose tidak tahu gimana perasaannya saat ini. Disatu sisi dia sedih karna harus menikah dengan cara seperti ini tapi disatu sisi yang lain dia malah senang karna Jen udah menjadi suami sahnya.
:
:Suasana didalam kamar hotel Rose kini menjadi canggung. Rose duduk disamping kasur dengan Jen yang lagi rebahan diatas kasur.
"L-lo marah sama gue?"tanya Rose pada akhirnya
Terdengarlah helaan nafas kasar Jen itu"Gue tidak marah sama elo kok. Gue juga yang salah karna masuk kekamar elo"sahut Jen
"Terus sekarang kita harus gimana?"
"Kita jalani aja semuanya seperti biasa. Gue sahabat elo begitu juga sebaliknya. Kalo gue udah menemukan sosok cinta sejati gue,gue janji akan lepasin elo begitu juga dengan elo"
"J-jadi lo mau kita cerai?"tanya Rose menahan sesak didadanya
"Kita tidak ada pilihan bukan? Kita nikah juga gara gara terpaksa tapi kita harus menerima semua ini dengan ikhlas. Pas elo ketemu sama sosok cinta sejati elo,elo ngomong sama gue. Kalo dia emang yang terbaik buat elo,gue akan ceraikan elo"jelas Jen
"B-baiklah"sahut Rose
Jen bangkit dan mengelus kepala Rose"Gue kembali kekamar gue duluan. Lo tidur aja dan lupain apa yang terjadi hari ini. Besok kita jalani kehidupan kita seperti biasa"ujarnya berganjak keluar dari kamar Rose.
Pecahlah tangisan yang ditahan oleh Rose itu. Pengen bahagia namun sepertinya bahagia itu sulit untuk digapai. Berharap agar pernikahannya sama Jen itu dipenuhi oleh kebahagiaan namun sepertinya Jen tidak pernah menganggap cintanya wujud.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake✅
Fiksi PenggemarKesalahan aku adalah mencintai dia~ Jensé📌 Chaennie📌 Jentop📌 Fanfiction📌