selamat malammmm
• rollercoaster •
Flashback
"Kenapa kalian menyembunyikanku di keluarga muggle?"
"Ada ramalan yang muncul ketika kau lahir, dan kau diramalkan menjadi sebuah kunci kekalahan Grindelwald. Pengikutnya mengetahui hal itu dan memburumu. Kami tidak yakin bisa melindungimu, karena itu aku dan ibumu memutuskan untuk menyembunyikanmu di keluarga Ackerman."
Eva menyisip coklat panas tanpa memedulikan asap yang mengepul.
"Kenapa harus pada muggle? Kenapa tidak pada Grandpa Newt atau Dumbledore? Aku yakin Dumbledore cukup kuat untuk melindungiku."
"Sweetheart, kita perlu meminimalisir pencarian pengikut Grindelwald. Besar kemungkinan ia akan mendatangimu jika kau berada di kalangan sihir. Karena itulah kami memutuskan untuk menyembunyikanmu di keluarga muggle."
Jawaban ibunya sama sekali tidak memuaskan rasa penasaran Eva. Ia masih bingung kenapa sampai menyembunyikan dirinya di sekeliling muggle dan membuat dirinya merasa tertekan karena orang-orang di sekelilingnya tidak mempercayai sihir.
"Mom.. bisakah kau memberitahuku bunyi ramalan tersebut?"
"Sebentar.."
Laura mengambil sebuah perkamen tua yang ia simpan di dalam laci yang tersembunyi.
'Terciptanya kunci yang pada akhirnya mampu membuat sang juru bicara tunduk'
Kalimat itu memasuki kepala Eva dan berputar-putar di sana hingga akhirnya Carlos memanggil namanya agar bergabung ke meja makan.
-o-
Profesor Slughorn memberi tugas untuk para siswa kelas Ramuan agar membuatkan The Draught of the Living Death dengan hadiah sebotol kecil ramuan felix felicis,sebuah cairan keberuntungan yang membuat siapapun yang meminumnya berhasil melakukan apapun yang mereka kehendaki, setidaknya sampai efek cairannya habis.
Eva berniat untuk mendapatkan botol itu. Meskipun ia dicampakkan oleh Draco, ia tetap harus tahu alasan sebenarnya si pirang menyebalkan itu tiba-tiba memutuskannya. Padahal hubungan mereka baik-baik saja sebelumnya. Eva tidak terima ia dicampakkan begitu saja.
Gadis itu memandangin kacang Sopophorus yang ingin dipotong namun tidak kunjung diam di tempat. Padahal tahapan pertama membuat ramuat itu adalah memotong kacang-kacangan itu.
"Damn, this is why I hate potions." Gumam Eva pelan.
"Apa kau mengatakan sesuatu, Evangeline?" Profesor Slughorn tiba-tiba bertanya padanya.
Gadis itu gelagapan dan menggeleng, "a-ah, tidak ada, Profesor."
"Baik," Profesor Slughorn mengangguk, "lanjutkan membuat ramuannya."
"Dimengerti, Profesor." Sahut Eva meringis pelan.
Gadis Gryffindor itu kembali mencoba untuk memotong kacang-kacangan tersebut. Ia terlalu fokus sampai tidak sadar bahwa rambutnya kerap kali menjuntai dan hampir mengenai api perebus tungku di sampingnya. Namun sebelum rambut panjangnya menyentuh api, sepasang tangan pucat menyibak rambutnya dan menyanggul rambut Eva.
Ia menoleh dan mendapat Draco di belakangnya, sedang mengikatkan rambutnya tanpa menoleh padanya sedikitpun.
"Rambutmu mengganggu, setidaknya ikat rambutmu sebelum masuk kelas Ramuan." Ucap Draco ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓐𝓾𝓻𝓸𝓻𝓪
FanfictionSequel of 'Her, Riddle' Aurora (n.) used to describe the dawn, as well as the stunning luminous phenomenon that takes place in the upper atmosphere Lika-liku perjalanan yang tak pernah habis. Selesai satu masalah, rentetan misteri lainnya mengikuti...