10

2.8K 592 58
                                    

Huaa aku terharu banget kalian udah mau vote+comment cerita ini

Aku pengen banget balas komenan kalian satu satu, tapi aku awkward orangnya

Aku ga balas bukan karena sombong yaa :(( aku cuma gatau balas apa :((

Tolong maafkan kalau ada typo.. diriku ya sempat ngedit

 diriku ya sempat ngedit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

word

"Tessa! Tessa!"

Hermione memerhatikan sahabatnya yang sibuk mencari keberadaan burung hantu salju peliharaannya yang ia beli di awal tahun keempat.

"Bukannya Tessa berada di Owlery?" tanya gadis Granger itu bingung.

Eva berhenti sejenak dan menatap Hermione, lalu tertawa dan menepuk keningnya. "Kau benar.. kenapa aku bisa lupa, ya?"

"Kau ingin mengirim surat kepada siapa?" Hermione bertanya.

Perempuan bersurai gelap itu mengibas rambutnya. "Kepada kakekku tercinta, Newton Artemis Fido Scamander."

Hermione mendengus, "aku tidak mengerti kenapa kau repot-repot menghafal nama lengkap kakekmu."

"Oh, kau belum mendengar Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore." canda Eva.

"Seriously, kenapa kau tiba-tiba menyebutkan nama panjang orang-orang?" tanya Hermione bingung.

Eva mengedikkan bahunya. "Entahlah, Hermione. Menghafal nama lengkap orang punya daya tarik tersendiri."

"Kau menjadi semakin aneh sejak hubunganmu dan Malfoy terungkap, kau tahu itu?" ledek Hermione.

Gadis Goldstein yang berdiri di ambang pintu tersenyum jenaka ke arah sahabatnya, "trust me my dear, I've been weird ever since I was born."

Setelah mengucapkan itu, Eva langsung berjalan meninggalkan asrama. Ia berjalan melalui Ruang Bersama Gryffindor yang hanya diisi sebagian siswa. Banyak yang memilih untuk berada di perpustakaan karena ujian OWL semakin mendekat sejak Umbridge mengambil alih Hogwarts.

"Dia sahabat mereka, tapi dia tidak mendukung tiga sahabatnya untuk mengajak orang belajar sihir."

"Ya, dia malah bermesraan dengan Malfoy di perpustakaan."

"Tak heran Weasley tidak menyukai sifatnya."

Sayup-sayup suara gunjingan terdengar oleh indera pendengarannya. Gadis itu berhenti tepat di depan pintu asrama Gryffindor dengan napas yang memburu.

Eva memilih untuk tidak peduli. Namun jika ia terlalu sering mengabaikan hal ini, takutnya akan lebih banyak rumor miring yang menimpanya dan berkemungkinan dapat merusak namanya.

"Permisi, aku Evangeline Goldstein yang kupecaya menjadi topik gosip kalian." Eva menegur beberapa siswa tahun ketiga yang menggunjingnya. Dapat Eva lihat wajah terkejut empat orang siswa Gryffindor tersebut ketika ia datang menghampiri.

𝓐𝓾𝓻𝓸𝓻𝓪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang