Sequel of 'Her, Riddle'
Aurora (n.)
used to describe the dawn, as well as the stunning luminous phenomenon that takes place in the upper atmosphere
Lika-liku perjalanan yang tak pernah habis. Selesai satu masalah, rentetan misteri lainnya mengikuti...
Tugasku numpuk banget dan lately aku kurang enak badan :"
Ini aku ngetik beberapa paragraf terakhir tanpa revisi, jadi kalau ada typo maaf ya :(
In exchange, i'll give you one major clue in this chapter :) Hope u notice it ;)
Enjoy!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• unravel •
"Jadi kau tidak berencana akan memberitahu ibumu kenapa kau berada di depan jalur floo powder?" tanya Laura sebelum membiarkan putrinya menaiki kereta api kembali menuju Hogwarts.
Eva mengerucutkan bibirnya, tidak menyangka kalau ibunya masih mengotot untuk menceritakan "Mom, sejujurnya aku ingin kembali ke Inggris dan mengejutkan Draco, tapi aku gagal dan malah terlempar ke tempat yang tidak aku kenali. Ketika aku kembali, aku merasa mengantuk dan langsung tidur di depan perapian."
Rasa skeptis masih menghinggapi Laura bahkan setelah mendengar penjelasan dari putrinya. Namun ia tidak ingin memperpanjang hal ini karena Eva berhak merahasiakan sesuatu darinya, mengingat dirinya juga melakukan hal yang sama kepada Eva.
Laura akan menunggu kapanpun putrinya siap bercerita.
"Apa kau sudah membawa kamera polaroidmu?" tanya Carlos ketika Eva kelabakan mencari sesuatu di dalam tas ranselnya.
"Sudah ada di dalam." sahut Eva.
"Lalu apa yang kau cari?" tanya Laura.
"Kalung pemberian Draco, kuyakin aku sudah membawanya." ucap Eva, masih sibuk mengobrak-abrik isi ransel.
Laura menyadari bahwa kereta menuju Hogwarts akan berangkat sebentar lagi. Sedangkan putrinya masih terlihat sibuk dan tidak menyadari bahwa ia nyaris ketinggalan kereta.
"Kami akan mengirimkannya kepadamu kalau memang tertinggal. Sekarang, cepatlah masuk ke dalam kereta atau kau akan tertinggal." tegur Laura.
Mau tidak mau, Eva menuruti perkataan ibunya. Memangnya siapa yang mau tertinggal kereta, huh?
Eva memeluk kedua orang tuanya sebelum menaiki kereta menuju Hogwarts. Hatinya dipenuhi rasa haru karena akhirnya ia merasakan bagaimana diantar oleh orang tuanya menuju sekolah.
Meski terlambat merasakannya dibandingkan orang lain, ia sudah merasa cukup.
"Belajar yang rajin, sayang!" seru Laura sebelum putrinya masuk.
"I will, Mom!"
-o-
Berminggu-minggu setelah kembalinya para penyihir muda ke Hogwarts, tidak ada kejadian menarik selain Umbridge yang berkali-kali menambah aturan baru pada dinding Great Hall dan tim penyidik buatannya yang memburu Dumbledore's Army--yang berakhir gagal tentu saja.