Sequel of 'Her, Riddle'
Aurora (n.)
used to describe the dawn, as well as the stunning luminous phenomenon that takes place in the upper atmosphere
Lika-liku perjalanan yang tak pernah habis. Selesai satu masalah, rentetan misteri lainnya mengikuti...
thank you for the kind words di chapter sebelumnya :)
and karena itu, aku update cepat :)
happy reading semua :D
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• out of the blue, a lead •
"Tempat apa ini?" lirih gadis itu.
Kenapa ia bisa berada di tempat yang ia sendiri tidak tahu dimana?
"Apakah ini mimpi?"
Di ruangan yang begitu luas dan jendela raksasa yang menunjukkan pemandangan yang begitu indah meski di dalam gelapnya malam, Eva lebih memilih untuk memandangi sebuah cermin raksasa. Iris cerahnya memerhatikan setiap detail ornamen yang terukir di bingkai cermin tersebut.
"Erised stra ehru oyt ube cafru oyt on wohsi.." gumam gadis itu sambil membaca tulisan yang terukir di bagian atas cermin.
Tangannya terulur untuk menyentuh permukaan benda pemantul di hadapannya. Namun ketika gadis itu menatap pantulan dirinya dan seorang pemuda berambut pirang yang cukup familiar di sana.
"Draco?"
Eva berbalik untuk mencari keberadaan pemuda itu. Akan tetapi hanya ada dirinya sendiri di ruangan raksasa ini.
"Yeah, aku benar-benar bermimpi—I guess. Tapi kenapa aku kedinginan?"
Hawa dingin perlahan merambat ke sekujur tubuhnya. Dengan gaun tidur yang tipis, Eva tidak yakin ia mampu bertahan lebih lama di tempat sedingin ini. Pandangannya beralih ke pegunungan yang terbentang luas mencapai horizon. Sebuah cahaya kehijauan berkilau dari ujung langit menarik perhatian Eva.
Kilauan fantastis yang warnanya bergeser perlahan antara biru, hijau, dan ungu bergerak perlahan di angkasa bagai tirai yang tertiup angin lembut. Cahaya dari Utara, The Northern Light.
"Aurora..." ucap Eva lirih.
"Kulihat kau sudah berhasil mencapai kastilku, Nona Muda." Sebuah suara mengalihkan atensi Eva dari indahnya The Northern Light.
"Kau lagi?!" pekik gadis itu. Wajah Eva menunjukkan keterkejutan yang kentara ketika melihat sosok tersebut. Namun ia mengernyit ketika menyadari sesuatu, "tapi kau kelihatan tua sekali dibandingkan dengan yang kulihat waktu itu."
"Kau menua dengan cepat, ya?" sindir Eva.
Celetukan gadis itu membuat Grindelwald terkekeh rendah. Tentu saja hal itu membuat Eva semakin terkejut.
"Kau bisa tertawa?" tanya Eva tidak percaya.
"Lihatlah penampilan Albus, dan aku berada di umur yang sama dengannya. Tidak mungkin aku tidak terlihat tua." Ucap pria itu, "lagipula, memangnya ada larangan untukku tertawa?"