Sequel of 'Her, Riddle'
Aurora (n.)
used to describe the dawn, as well as the stunning luminous phenomenon that takes place in the upper atmosphere
Lika-liku perjalanan yang tak pernah habis. Selesai satu masalah, rentetan misteri lainnya mengikuti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• concealed •
"Expelliarmus!"
Tongkat yang ada di tangan Eva terlepas begitu saja. Sebelum Lupin sempat mengeluarkan mantra stupefy pada Eva, gadis itu dengan mudah mengambil tongkatnya yang terlempar jauh hanya dengan merentangkan tangannya. Hal itu membuat Lupin terpaku sesaat.
"Kau baru saja melakukan sihir tanpa tongkat?" tanya Lupin.
Eva mengernyit. "Apa maksudmu? Aku sering melakukannya. Sewaktu menolong Harry di makam Tom Riddle, contohnya."
"Tadi, kau mengambil tongkatmu dan menggumamkan accio. Jangan kau kira aku tidak melihatnya karena aku dengan jelas memerhatikan lawanku ketika berduel." tutur Lupin sedikit menyinggung Eva karena gadis itu sama sekali tidak fokus sejak duel dimulai.
"Dan tidak semua orang bisa menggunakan sihir tanpa tongkat." Lanjut Lupin.
Eva menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Ucapan Lupin membuatnya sedikit kepikiran.
"Again, wand at the ready." Titah Lupin.
Setiap akhir minggu, Eva selalu menyempatkan waktu untuk berlatih sihir. Dimulai sejak pertama kali dirinya menginjakkan kaki di Hogwarts awal semester tahun kelima.
Sirius dan Lupin bergantian untuk melatih Eva berduel. Terkadang neneknya, Tina, datang melatihnya berhubung neneknya adalah mantan auror di Amerika Serikat. Jangan tanya kakeknya, dia terampil dalam sihir namun lebih suka dengan hewan magis.
Lupin berulang kali menyarankan agar Eva dilatih oleh Dumbledore untuk menguasai sihir di dalam dirinya. Namun Eva menolak karena akhir-akhir ini, Dumbledore seakan menghindari semua orang di Hogwarts.
Eva sama sekali tidak bisa fokus berduel melawan Lupin. Mengingat pria itu pernah menjadi gurunya dua tahun yang lalu. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa pelajaran yang diajarkan oleh Lupin adalah Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, membuat Eva berpikir bahwa ia sama sekali tidak bisa menang melawan Lupin.
"Oppugno!" seru Lupin sambil mengarahkan tongkatnya pada Eva.
Dedaunan di sekitar Lupin bergerak bersamaan menyerang Eva. Gadis itu panik dan merentangkan tangan kirinya ke hadapan serangan dedaunan itu. Secara instan daun-daun yang bergerak cepat ke arah Eva berhenti beberapa inci dari tangannya.
Melihat situasi yang menguntungkan dirinya, Eva langsung mengarahkan serangan balik kepada Lupin yang dapat dengan mudah dihindari.
"Sihirmu semakin kuat, aku bisa merasakannya." ujar Lupin.
"Kebanyakan didasari oleh rasa takut, tentu saja." sahut Eva.
"Tidak juga, kau bertindak berani ketika menyelamatkanku."