Sequel of 'Her, Riddle'
Aurora (n.)
used to describe the dawn, as well as the stunning luminous phenomenon that takes place in the upper atmosphere
Lika-liku perjalanan yang tak pernah habis. Selesai satu masalah, rentetan misteri lainnya mengikuti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•past•
Kesekian kalinya Blaise memergoki Draco melamun di aula besar. Makanan di hadapannya tidak disentuh sama sekali. Dari arah pandangannya, Blaise mengetahui sahabatnya menatap gadis Gryffindor yang juga melamun seperti Draco. Anehnya, mereka berdua saling bertatapan.
Mereka ini pasangan yang hobi halu atau apa?
"Oi, Draco." panggil Blaise karena kesal diabaikan terlalu lama oleh Draco.
Namun kelihatannya, sangat susah untuk mengembalikan Draco dari dunia lamunan ke realita. Pemuda pirang itu masih saja berkontak mata dengan Eva yang duduk di seberang ruangan.
Brak!
"Demi Merlin, Blaise! Bagaimana kalau aku jantungan?" omel Draco.
Eva di seberang sana juga terlihat terkejut dan nyaris menumpahkan jus labu di hadapannya. Draco sempat tersenyum tipis ke arah gadis itu sebelum kembali mengomeli Blaise. Jantungnya berdetak sangat kencang karena adrenalin yang naik tiba-tiba, dan hal itu disebabkan oleh Blaise tentu saja.
"Apa yang kau lakukan tadi, huh? Melamun di tengah-tengah feast seperti ini?" tanya Blaise.
"Tidak ada." sahut Draco cepat.
Jawaban Draco tentu membuat kening Blaise tertaut. "Tidak ada? Impossible. Kau dan Eva sama-sama terkejut ketika aku menggebrak meja."
"Kebetulan." kilah Draco.
"Oh, ayolah Draco Malfoy, kau kira aku sebodoh Crabbe dan Goyle?"
"HEI! Menurutmu kami bodoh?" protes kedua orang yang namanya disebutkan oleh Blaise.
"Bukan aku, nilai kalian yang berbicara." sahut Blaise dan langsung menoleh pada Draco sebelum topik pembicaraan beralih ke hal lain, "so tell me, apa yang sedang kalian lakukan?"
Draco mendengus kesal karena Blaise masih saja ingin bertahan di topik ini. "Habiskan makananmu karena aku tidak akan menunggumu."
"Hei, tidak adil!"
Seperti dugaan Draco, pemuda di sampingnya buru-buru menghabiskan kalkun panggang di piringnya. Sebelum berlatih dengan Eva tadi, Draco sudah lebih dulu menghabiskan makan malamnya. Ia kembali menatap Eva yang sibuk dengan piring makannya. Ia ingin mendapat perhatian gadis itu, namun Draco tidak bisa melakukan legilimency pada orang lain.
Jangankan legilimency, ia bahkan belum terlalu menguasai occlumency.
"Draco. Perlukah aku melakukan legilimency pada Blaise?"
