Sequel of 'Her, Riddle'
Aurora (n.)
used to describe the dawn, as well as the stunning luminous phenomenon that takes place in the upper atmosphere
Lika-liku perjalanan yang tak pernah habis. Selesai satu masalah, rentetan misteri lainnya mengikuti...
sebenarnya aku ada tugas ngedit video, but I'll update this first anyway :D
sebelum masuk ke cerita, bisakah kalian menebak apa yang ingin disampaikan dari 'stone and lime merged together, below the blinding lights of the north, rugged and buried in cold crystalline, deserted'?
Ayo berteori sebelum baca ceritanya!
jangan lupa vote+comment kalau kalian mendukung cerita ini 🥰
Sorry kalau banyak typo! :D
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• solving •
Satu jam setelah kelas di hari ini selesai, Eva dan Draco memutuskan untuk menghabiskan di menara astronomi seperti biasanya. Di hari-hari biasa saja mereka sukar bertemu. Ditambah lagi sejak Umbridge benar-benar menguasai Hogwarts, mereka semakin tidak leluasa bertemu.
"Kau tahu, peraturan Umbridge semakin aneh dari hari ke hari." celetuk Eva sambil memainkan rambut Draco yang sedang tiduran di pangkuannya.
"Laki-laki dan perempuan dilarang berdekatan dalam jarak delapan inci, mainan dari Fred dan George dilarang masuk ke Hogwarts, pakaian harus extra rapi. Dia kira ini sekolah negeri yang harus diatur sedemikian rupa? Bahkan kebanyakan sekolah negeri tidak melarang siswanya berdekatan seperti ini." gerutu Eva panjang lebar.
"Benar-benar kuno dia itu, benar kan, Draco?"
"Hmm."
Sahutan singkat dari Draco membuat kening Eva tertaut.
"Kau sedang kesal?" tanya Eva.
"Hm."
Eva mendengus, "ada yang salah denganmu?"
"Hmm."
Astaga!
"Draco Lucius Malfoy." Eva mengeluarkan tongkat sihirnya dan menodongkan kayu tersebut tepat di hadapan Draco. "katakan padaku apa yang terjadi padamu atau aku tidak akan segan-segan melakukan legilimency detik ini juga."
Draco menegakkan tubuhnya dan menatap Eva dengan intens. Iris abu-abu cerah miliknya beradu dengan sepasang azure jernih milik Eva. "Try me."
Gadis Goldstein itu mendecih pelan, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
"I'm here not to be challenged, Mr. Malfoy."
Jemari Draco bergerak cepat untuk meraih tangan Eva lalu dengan mudahnya merebut tongkat sihir yang sedang dipegang oleh gadis itu.
"Hey, tidak adil!" gerutu Eva kesal.
Draco hanya tertawa dan mengecup pipi Eva cepat. "Aku hanya kesal karena di kelas tadi. Kau tidak perlu khawatir berlebihan."
Ah, kejadian di kelas ramuan tadi. Bagaimana Eva bisa melupakan hal itu?