7

3K 579 37
                                    

Adakah yang menunggu?

Ah by the way, bakal ada special appearance and chapter ini agak panjang

Ah by the way, bakal ada special appearance and chapter ini agak panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

encounter

Semakin lama, Hogwarts menjadi semakin membosankan. Sejak kedatangan Umbridge awal semester lalu, Kementrian Sihir benar-benar mencoba untuk mengambil alih seisi Hogwarts. Hermione dan Eva tak henti-hentinya mengeluh. Padahal Hermione bukanlah orang yang sering melakukan itu.

Bibir Eva tidak tahan untuk mengucapkan mantra diam-diam di kelas. Yang berakhir dirinya terkena detensi oleh Profesor Dolores Umbridge.

Yeah, saat ini Eva sedang di ruangan Umbridge yang dipenuhi warna merah muda dan potret kucing yang membuatnya terganggu.

"Kau tahu kenapa kau berada di sini, Miss Goldstein?" Tanya Umbridge dengan suara bernada tinggi menyebalkan miliknya.

"Aku tidak tahu. Kau tiba-tiba menyuruhku datang ke kantormu untuk detensi." Sahut Eva santai.

Agaknya itu membuat Umbridge sedikit kesal. "Dan kau tahu kenapa kau terkena detensi?"

"Kurasa kaulah yang tahu karena kau yang memutuskan." Kata Eva dengan senyum di wajahnya.

Jika Umbridge diperbolehkan untuk menyakiti murid secara langsung, mungkin sudah sedari tadi ia mencakar wajah Eva agar senyum sombong itu pudar dari wajahnya. Eva tahu wanita itu sudah menyakiti Harry, karena itu ia ingin membuat wanita itu kesal sebelum menghukumnya.

Tiba-tiba Umbridge meletakkan sebuah pena bulu di hadapan Eva. Gadis itu menaikkan sebelah alisnya dan menatap Umbridge bingung.

"Pena ini tidak memerlukan tinta, Miss Goldstein. Kau hanya perlu menulis--"

"Jadi ini pena bolpoin?" sela Eva.

Kening Umbridge bertaut. "pena bolpoin? Benda mengerikan apa itu?"

Eva tahu-tahu mengeluarkan sebuah pena bolpoin dari saku jubahnya dan menunjukkan benda itu pada Umbridge. "Kau tak tahu ini?" tanyanya dengan sebelah alis yang dinaikkan. Ia juga menekan pena tersebut berkali-kali sampai ujungnya keluar masuk dan menimbulkan suara 'ctik' yang cukup menyebalkan jika didengar terus menerus.

"J-jauhkan benda seperti itu dariku."

"Oke, aku akan menulis dulu." ujar Eva.

"Gunakan pena bulu yang kuberikan, Miss Goldstein." titah Umbridge.

Eva menggeleng. "Karena pada dasarnya mereka sama, berarti aku boleh menggunakan pena milikku."

"Mereka tidak sama, Miss Goldstein." tegas Umbridge.

"Yeah, bedanya yang satu berbulu, satunya lagi mekanik."

"Milikku sudah disihir!"

Eva menyeringai, "oops."

𝓐𝓾𝓻𝓸𝓻𝓪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang